JAKARTA - Langkah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) untuk memperkuat kinerja dan pertumbuhan memang terus dilakukan. Salah satu cara yang diambil perseroan adalah dengan meningkatkan pertumbuhan anorganik yakni melalui langkah akusisi perbankan lainnya.
Namun langkah untuk mengakuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) pada tahun ini gagal karena tidak direstui. Selain itu, perseroan juga menganggap bahwa moment yang tidak tepat.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin mengungkapkan, kegagalan mengakuisisi BTN pada tahun ini memang diluar rencana perseroan sebelumnya. Namun menurutnya, masih ada waktu lima tahun untuk mempersiapkan rencana akuisisi perbankan lainnya guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun depan dan untuk sektor perbankan pada tahun 2020.
"Masih ada waktu lima tahun kedepan, Mandiri masih punya keinginan kuat untuk tumbuh, bisa seperti akuisisi," kata Budi di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis malam.
Budi menambahkan, akuisisi dilakukan jika ada kesempatan dan kesepakatan yang disetujui, namun tidak hanya tertuju dengan perbankan pemerintah.
"Tidak hanya dengan bank pemerintah, bisa saja akuisisi dengan bank lain," jelasnya.
Hal ini tidak terlepas dari perbankan asal Negeri Jiran Malaysia yang melakukan merger. Tiga bank Negeri Jiran yakni CIMB Group, RHB Capital, serta Malaysia Building Society (MBS) sepakat merger. Sehingga, bank baru tersebut mempunyai aset yang besar sekira Rp 2.300 triliun dan salah satu yang terbesar di ASEAN.
"Rekan-rekan di Malaysia membuat keputusan yang lebih benar dan lebih berani, mungkin bisa memberi motivasi kepada kita di sini. Supaya jangan terkena divide et impera terus, dan akhirnya penjajah yang masuk ke negeri kita," tutupnya.
(rzk)