Share

Tahta Hong Kong Sebagai Kota dengan Sewa Ritel Termahal Terancam Hilang

Meutia Febrina Anugrah , Okezone · Kamis 24 Juli 2014 08:28 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 24 471 1017271 gDySIXw5Lt.png Tahta Hong Kong Sebagai Kota dengan Sewa Ritel Termahal Terancam Hilang (Foto : Property Report)
A A A

HONG KONG - Pasar ritel Hong Kong kini tengah dalam kondisi harap-harap cemas. Hong Kong terancam akan kehilangan predikat sebagai kota dengan sewa ritel termahal di dunia seiring menurunnya jumlah wisatawan yang datang ke Hong Kong.

Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (24/7/2014) salah satu distrik perbelanjaan terbesar di Hong Kong, Causeway Bay kini mulai sepi. Hal ini berpotensi membuka jalan bagi penurunan harga sewa ritel di Hong Kong yang tidak pernah turun selama sepuluh tahun belakangan.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Perusahaan Penyedia Jasa Prperti CBRE mencatat harga sewa ritel di Hong Kong dikisaran USD560 per meter per segi pada kuartal-I 2014, atau 25 persen lebih mahal dibandingkan New York dan Paris. Mulai berkurangnya jumlah wisatawan asal China yang datang ke Hong Kong ditengarai karena ekonomi China yang tengah memasuki masa perlambatan.

Artinya, para peritel mewah di distrik Causeway Bay tentunya akan lebih sulit menjual barang-barang mewah mereka seperti perhiasan, jam, dan produk fesyen lainnya dan mengurangi kemampuan bayar sewa mereka.

"China satu-satunya pasar utama bagi ritel mewah di Hong Kong. Namun kini pertumbuhan ekonomi China mulai melambat," ucap Direktur Eksekutif Layanan Ritel Asia dari CBRE,Sebastian Skiff.

Skiff menilai, dalam waktu dekat antara kurun waktu 2014 hingga 2015 , New York akan menggeser posisi Hong Kong menjadi kota dengan sewa ritel termahal di dunia.

Mengenai angka resmi penurunan jumlah wisatawan yang datang ke Hong Kong memang belum ada, namun pertumbuhan belanja oleh wisatawan asal China mengalami penurunan hingga 3,9 persen dari angka 11 persen dua tahun sebelumnya. Melihat perlambatan ini, konsultan properti Savills dan Knight Frank memperkirakan sewa ritel di Hong Kong akan jatuh di angka lima hingga 10 persen.

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini