Share

Presiden Baru Harus Tekan Angka Kematian Ibu

Helmi Ade Saputra, Jurnalis · Kamis 24 Juli 2014 12:57 WIB
$detail['images_title']
Prof. Dr. Yos E. Susanto, Ph.D. (Foto: Joseph Kharis/Okezone)

INDONESIA kini sedang menatap era pemerintahan yang baru. Beberapa perubahan selama ini memang sudah terlihat pada berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan. Meski begitu, pekerjaan rumah untuk pemerintahan yang baru sudah siap menanti, termasuk pada bidang kesehatan.

Dewan Penyantun RS Awal Bros, Prof. Dr. Yos E. Susanto, Ph.D, mengatakan bahwa memang angka kematian bayi dalam setahun di Indonesia sudah menurun. Namun, sayangnya, menurut Prof Yos angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 359/100.000 kelahiran hidup.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Indonesia sudah mengalami beberapa perubahan. Di Bidang kesehatan, angka kematian bayi itu menurun, tetapi angka kematian ibu masih tinggi, yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup,” katanya saat berkunjung ke redaksi Okezone di Gedung HighEnd, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, beberapa saat lalu.

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia, imbuh Prof Yos menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintahan yang baru. Meski pemimpin baru diharapkan memberi perubahan pada bidang kesehatan, tetapi masyarakat juga harus memiliki kemauan untuk melakukan perubahan tersebut.

“Masalah masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia ini memang menjadi PR untuk pemerintahan yang baru, tetapi kita juga harus mempunyai kemauan melakukan perubahan,” tutupnya. (Baca: Waduh, Satu Ranjang RS di Indonesia ''Diperebutkan'' 1.000 Jiwa)

(fik)