Share

Salaman Ketika Lebaran Baiknya Tak Sekadar Simbolis

Raiza Andini, Okezone · Rabu 30 Juli 2014 12:31 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 25 196 1018111 WRSgAJDEEA.jpg Bersalaman di hari lebaran jangan hanya simbolis (Foto:beforeitnews)
A A A

BERSALAMAN merupakan ritual wajib ketika lebaran. Psikolog Naomi Kirana mengimbau agar sebaiknya bersalaman bukan sekadar simbolis, tetapi harus lahir dari hati yang tulus untuk saling memaafkan.  

Ketika Lebaran, salaman dan sungkeman menjadi tradisi banyak keluarga di Indonesia. Namun, esensi bersalaman akan hilang jika tidak didasari dengan niat tulus untuk meluruhkan kesalahan dan saling bermaafan.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Pada saat Lebaran, kita memang bersalaman, tetapi jangan sampai momen bersalaman hanya terkesan simbolik. Harus dengan niat tulus ingin bermaafan dari segala kesalahan yang sering kita perbuat,” kata psikolog Naomi Kirana kepada Okezone lewat sambungan telefon, belum lama ini.

 

Naomi amat menyayangkan jika bersalaman menjadi sekadar aktivitas berjabat tangan tanpa adanya esensi mendalam untuk meminta maaf dan memaafkan. Dia berharap agar umat Muslim yang merayakan Idul Fitri, bersalaman dari dalam hati.

 

Ketika bersalaman lahir dari dalam hati, tambah Naomi, esensinya akan hadir usai Lebaran dan muncul efeknya pada keseharian. Orang yang memaafkan akan lebih tenang, damai, dan tidak ada lagi sifat yang mengotori hati.

 

“Jangan hanya berjabatan tangan. Kalau kita ikhlas, efeknya akan jangka panjang, enggak hanya di momen Lebaran. Jadi, harus ikhlas memaafkan dari dalam hati yang tulus,” tutupnya.

(ren)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini