Share

Kelola Zakat, Unila Fokus Program Pendidikan

Rifa Nadia Nurfuadah , Okezone · Jum'at 25 Juli 2014 10:26 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 25 373 1017941 1qkA4LFGv9.jpg LAZIS Rumah Amal Unila mengelola sebagian dana zakat untuk membiayai program pendampingan pendidikan bagi siswa miskin berprestasi. (Ilustrasi: Claimfame)
A A A

JAKARTA - Tidak hanya menuntut ilmu, civitas akademika di berbagai kampus juga terlibat dalam berbagai kegiatan ibadah dan sosial kemanusiaan. Salah satunya, melalui pengelolaan zakat dari warga kampus.

Di Universitas Lampung (Unila), pengelolaan zakat civitas akademikanya ada di bawah koordinasi Lembaga Amal Zakat Infak dan Sodaqoh (LAZIS) Rumah Amal Unila. Menurut sang ketua pengelola, Ageng Sadnowo, setiap tahun, Unila menerima zakat sebesar Rp15-20 juta. Angka ini masih kecil mengingat belum semua potensi zakat di Unila tereksplorasi maksimal.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Jika dihitung kasar dengan merujuk pada sekira 1.000 karyawan dan dosen Unila, maka zakat yang dikumpulkan LAZIS  Rumah Amal  Unila harusnya lebih dari itu.  Hingga kini, tiap bulannya baru sekira Rp8-10 juta potensi ZIS yang bisa dimaksimalkan

"Memang belum semuanya membayarkan zakat di Unila, mungkin karena sudah membayar di tempat lain. Selain itu, pengelolanya sebagian besar masih mahasiswa yang merupakan relawan, sehingga ilmu manajemennya masih perlu dikembangkan," tutur Ageng, seperti dinukil laman Unila, Jumat (25/7/2014). 

Selain membagikan zakat tersebut kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahiq), LAZIS Rumah Amal Unila juga memfokuskan pengelolaan zakat yang terkumpul dalam bidang pendidikan. Mereka membuat program Beasiswa Perintis Nusantara. Ageng menyebut, program unggulan ini sinergi dengan kebijakan pendidikan nasional, yakni Bidikmisi yang diberikan pemerintah.

Melalui program ini, Unila membantu siswa miskin agar bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Caranya, dengan memberikan pendampingan agar anak-anak ini mau terus sekolah setinggi-tingginya. Tahun lalu, kata Ageng, 26 dari 50 siswa yang mendapat pendampingan Unila diterima di beberapa perguruan tinggi negeri di Tanah Air.

"Kami tidak memberi mereka dana, namun kami membayar para pengajar mahasiswa dari Unila untuk membimbing mereka," jelasnya. 

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini