Share

Mahal, Mahasiswa Rantau Pilih Enggak Mudik

Margaret Puspitarini , Okezone · Minggu 27 Juli 2014 11:10 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 25 373 1018058 qL87qmxq5b.jpg Momen mudik selalu dinantikan para perantau untuk berkumpul dengan keluarga besar. Namun, tidak semua mahasiswa rantau bisa pulang kampung saat Lebaran. Ilustrasi: pemudik di pelabuhan. (Foto: dok. Okezone)
A A A

JAKARTA - Mudik adalah salah satu tradisi yang melekat erat dengan hari raya Idul Fitri. Momen tersebut selalu dinantikan oleh para perantau untuk kembali berkumpul dengan keluarga besar.

Tapi tidak demikian dengan mahasiswa Jurnalistik IISIP Jakarta, Meutia. Dia mengaku tidak memiliki tradisi pulang kampung ketika Hari Kemenangan tiba. Pertimbangan biaya menjadi alasan kedua orangtuanya tidak mudik saat Lebaran.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Rencananya tahun ini mau pulang kampung, tapi uangnya terpakai untuk masuk kuliah adik saya. Sementara kampung ayah di Aceh, butuh biaya banyak untuk ke sana," kata Meutia ketika berbincang dengan Okezone, belum lama ini.

Menurut Meutia, keluarganya memang tidak memiliki tradisi pulang kampung. Mereka, lanjutnya, biasa memilih Idul Adha untuk berkunjung ke Tanah Rencong itu.

"Di keluarga saya memang tidak ada tradisi pulang kampung. Kalaupun pulang kampung tidak pernah waktu Lebaran karena tiket pesawatnya mahal banget. Lebih sering pulang kampung waktu Idul Adha," paparnya.

Alasan serupa juga disampaikan oleh mahasiswa Sistem Informatika Universitas YAI, Risna. Mahasiswa rantau itu mengurungkan niat kembali ke kampung halamannya di Asahan, Sumatera Utara lantaran biaya mudik yang mahal.

"Karena ongkosnya mahal. Harus beli tiket pesawat ke Medan, terus harus naik kereta atau bus lagi ke Asahan," tutur Risna.

Selain pesawat, sebenarnya Risna bisa saja menggunakan moda transportasi kapal laut dengan biaya yang lebih murah. Namun, waktu perjalanan yang lama hanya membuat badan terasa capek.

"Bisa naik bus atau kapal ke Belawan tapi waktu tempuhnya lama. Bisa empat sampai lima hari karena musim mudik pasti macet. Sementara waktu libur dari tempat kerja terbatas. Hanya capek di jalan kalau dipaksakan naik angkutan selain pesawat," urainya.

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini