Share
Cerpen

Kakakku Sayang

Jum'at 25 Juli 2014 20:34 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 25 551 1018020 Zqfy11bhVH.jpg Ilustrasi (Dok Okezone)
A A A

SEJENAK kurebahkan tubuhku yang lelah di atas kasur spon, benda mungil berembel-embel “Nokia” bergetar sekali, menandakan ada SMS masuk, dan hatiku terusik untuk mengetahui siapa gerangan yang SMS aku di senja hari, kujangkau benda itu dengan tanganku . Tangan yang semakin lama semakin legam oleh teriknya sang raja surya.

 

Leptopmu iku pirang inci?” kubaca SMS dari “brotherku sayang”. Iya, si pengirim pesan singkat itu adalah kakak lelakiku. Seorang lelaki yang 6 tahun lebih tua dariku. Tanpa aku perintah, memori ingatanku melayang kepada dirinya. Kisah persaudaraan antara kakak laki-laki dan adik perempuannya.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

“Kok iso pedhot seh layangane? Ancene laopo ditarik-tarik, wong aku cuma ngongkon dicekel ae”  (Kok bisa putus layangannya? Ngapain juga kamu tarik tarik? aku kan nyuruhnya cuma dipegang aja) "Kakakku dengan suaranya yang penuh penekanan cukup membuatku bergidik ngeri. 14 tahun yang lalu, kakakku pernah menyuruhku untuk memegang tali layangannya, karena ia memilih untuk mengejar layangan lawannya yang putus.

 

Naluriku terusik untuk memainkan tali yang kini aku pegang. Aku tarik ulur tali itu, aku senang, dan tiba-tiba ada layangan lain yang berhasrat untuk beradu di angkasa sana. Aku bingung, dan tiba – tiba saja layangan kakakku lepas kendali dari tali yang aku pegang. Aku ketakutan, dan benar saja kakakku geram. Aku kesal !

 

“Mama, loro”  (Mama, sakit)" rengekku merintih kesakitan karena tanganku terkena peluru katapel buatan kakakku, memang pelurunya hanyalah sebutir tanah liat yang dibentuk menjadi bulat, tapi sakitnya terasa dikulitku. Sementara kulihat kakakku tertawa puas karena berhasil membuatku menangis. Aku kesal !

 

Malam itu aku tidur dengan pulas, karena seharian waktuku kugunakan untuk bermain, saking pulasnya aku tidak mendengar kakakku yang membangunkanku. Tiba-tiba saja mulutku terasa pedas, dan terpaksa aku membuka mata, god, ternyata kakakku memasukkan rimpang jahe ke dalam mulutku. Lagi – lagi kulihat dia tertawa puas. Aaaaahhhhhhh.. Aku kesal !

 

Seiring berjalannya waktu, aku dan kakakku tumbuh dewasa. Selepas masa SMA-nya, dia melanjutkan pendidikannya di luar Jawa Timur, Bekasi, Jakarta Timur lebih tepatnya. Waktu perpisahan itu aku masih duduk di bangku SMP. Aku merasa tanpa beban, karena tidak ada yang akan menjahiliku lagi. Tapi setelah sekian waktu terlewati, aku merasa rindu akan kejahilannya, tak ada teman yang dapat diajak beradu mulut lagi di rumah, tak ada yang membuatku menangis dan kesal lagi, ah.. Aku merindukannya.

 

Selepas bangku SMP, aku memilih untuk merantau ke Jember karena aku diterima di sekolah Farmasi yang waktu itu masih menjadi sekolah farmasi satu-satunya sekaresidenan Besuki. Kukabari kakakku yang berada di Bekasi sana, dan responnya hanya “Terus opoo?”  Hah.... Aku kesel dengan responnya.

 

5 tahun dari kejadian itu, kini lagi-lagi aku dan kakakku harus terpisah. Aku tetap di Jember melanjutkan studiku, sementara kakakku berada di Banyuwangi mendedikasikan hidupnya untuk menjadi abdi negara. Sekesal-kesalnya aku ke kakakku, sejahil-jahilnya dia ke aku, naluri sebagai kakak tetep melekat pada dirinya, melindungi sang adik, menyayangi, dan berusaha membuat adiknya bahagia.

 

Aku masih ingat sewaktu kakakku menghiburku ketika aku sakit dengan perantara uang kertas Rp500,00 yang bergambar monyet, aku masih ingat ketika ia meminta kertas bergambar kepadaku untuk mengirimkan surat kepada gadis pujaan hatinya di SMA-nya dulu, aku masih ingat ketika ia mengajariku tentang menyelesaikan rumitnya logaritma, aku masih ingat ketika kakakku memberikan semangat ketika sehari sebelum aku mengerjakan soal ujian nasional SMP, aku masih ingat ketika kakakku menjahiliku sewaktu ia pulang liburan dari pendidikannya di Bekasi, dan aku masih ingat semua tingkah laku dan kejahilannya yang membuatku kesal dan akhirnya tertawa juga.

 

Kakakku, memang sosok lelaki yang berusaha membuatku kesal dan sering menjahiliku, bahkan sering membuatku menangis, dan saat aku menangis itulah dia tertawa puas, namun dibalik itu semua, aku percaya bahwa ia sangat menyayangiku, ia adalah kakak terhebat dalam hidupku. Aku menyayangimu, kak.

 

Special to my brother

 

Antirogo, 6 Mei 2013 16:39 WIB

 

Oleh: Noer Djamil

 

Penulis bisa dihubungi di alamat email: noer.djamil@yahoo.co.id

 

(Bagi Anda yang memiliki cerita pendek dan bersedia dipublikasikan, silakan kirim ke alamat email: news.okezone@mncgroup.com)

(ful)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini