Share

Sunarni Sukses Kembangkan Usaha untuk Penyandang Tuna Rungu

Kurniasih Miftakhul Jannah , Okezone · Senin 28 Juli 2014 09:20 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 27 455 1018764 ffNFAYsm9q.jpg Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A A A
JAKARTA - Sunarni, perempuan yang berprofesi sebagai guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) ini tidak pernah menduga bahwa adiknya terlahir sebagai tuna rungu. Hatinya berkecamuk ketika membayangkan pekerjaan seperti apa yang bisa dilakukan adiknya. Berawal dari pemikirannya itu, Sunarni menciptakan pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh tuna rungu.

Berbekal kreativitas yang dimilikinya, Sunarni mengubah sampah plastik yang ada di sekitar rumahnya menjadi barang layak jual. Barang yang menjadi penyakit besar di Kota Jakarta itu dia sulap menjadi tas dan suvenir yang memiliki nilai jual tinggi. Bahan baku produk olahan tangganya itu berasal dari bungkus kopi dan deterjen.

Usaha yang sudah berjalan sejak 1995 bernama "The Happy Trash Bag" ini mulai dikenal masyarakat saat diliput oleh media massa dan menjadi pemenang Danamon Social Entrepreneur Awards. Sunarni berinisiatif mendirikan Group of The Deaf yang mendidik anak-anak tuna rungu untuk bisa berkreasi membuat tas dan souvenir.

"Saya mendidik mereka untuk usaha mandiri, supaya pertama mereka enggak minder, kedua orangtua mereka enggak malu, kalau pun punya anak cacat tapi bisa mandiri, itu merupakan kebanggaan sendiri buat orangtua," ujarnya kepada Okezone.

Selain limbah plastik, dirinya juga mengolah kain perca menjadi boneka berbentuk binatang seperti cicak, kanguru, naga, dan tokek. Barang kreasi plastik miliknya ia bandrol dari harga Rp5.000 sampai Rp250.000, sedangkan kreasi kain perca dihargai mulai dari Rp10.000 sampai Rp150.000.

"Kalau (bahan baku) didapat di alun-alun kota. Ada juga dari Grand Melia, Hotel Kristal, Ritz Carlton. Kalau yang hotel-hotel mereka kerjasama dengan saya jadi limbahnya mereka dikirim ke saya kalau sudah jadi saya taruh di workshopnya mereka gitu," jelas dia.

Selain dipasarkan di dalam negeri, melalui perusahaan-perusahaan olahan sampahnya sampai ke Negeri Kanguru dan Dubai. "Mereka (Perusahaan) mau adakan acara di luar negeri, itu buat suvenir. Tas juga gitu, baru-baru ini kita kirim 500 buah boneka ke Australia," imbuh Sunarni.

Saat ini ada sembilan tuna rungu yang bekerja di tempatnya. Mereka tidak lain adalah anak asuh yang dulunya ia didik di Sekolah Luar Biasa. Jika sudah mahir, anak-anak tersebut akan dilepas untuk membuka usaha sendiri bahkan ada yang diberi modal mesin jahit oleh Sunarni.

Dengan semua yang telah dirintisnya, ia berharap supaya semua bisa menyadari bahwa limbah juga memiliki nilai tambah jika diolah.

"Harapan saya masyarakat juga lebih menyadari sampah limbah dari pada dibuang sembarangan buat banjir. Lebih baik diolah dan dibuat barang yang memiliki nilai ekonomi," tukas dia.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(mrt.-)

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini