JAKARTA - Budaya saling memberi bingkisan baik berupa makanan atau barang saat lebaran mendatangkan keuntungan sendiri bagi pedagang parcel. Pasalnya saat lebaran omzet yang didapatkan bisa mencapai ratusan juta rupiah.
"Tahun lalu omzetnya sekitar Rp300 juta, tahun ini ya standar saja, samalah sama tahun kemarin," kata Itu hal yang diungkapkan pemilik Azwa Parcel, Cholil kepada Okezone di Jakarta.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Dia mengaku omzet itu jauh lebih kecil jika dibandingkan sebelum ada Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Sekitar 2004, saat Presiden SBY menjabat, omzet usaha parcelnya sempat turun. Hal itu disebabkan larangan pejabat pemerintah dan BUMN untuk memberikan bingkisan, termasuk parcel.
"Kalau dulu sih luar biasa, pokoknya sebelum SBY naiklah. Omzet itu kan tergantung ya, waktu pertama SBY naik tahun pertama hancur, Lebaran tahun kedua sudah mulai sedikit ada peningkatan. Tahun ketiga mulai bangkit. Kita mainnya sama swasta enggak sama BUMN," jelas Cholil.
Harga parcel yang dijual di tokonya dibanderol dari mulai Rp350 ribu sampai Rp4 juta. "Tapi yang Rp4 jutaan jarang. Satu dua orang, konsumen tertentu saja," tuturnya.
Jenis parcel yang dijual adalah makanan dan barang. Bingkisan barang berupa kristal yang diimpor dari Republik Ceko. Dirinya mengatakan, dari kedua jenis parcel, peminatnya sama besar. "Lima puluh lima puluh lah," tukas dia.
(mrt)