Share

Dolar AS Naik Daun karena Optimisme Gaji

Martin Bagya Kertiyasa , Okezone · Selasa 29 Juli 2014 10:52 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 29 213 1018946 AMETpiRCBZ.jpg Ilustrasi dolar AS. (Foto: Reuters)
A A A

SINGAPURA - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) hanya berada 0,1 persen dari level tertinggi enam mingguan. Laporan minggu ini mungkin menunjukkan ekonomi AS rebound pada kuartal terakhir dan pengusaha kembali mencatat kenaikan gaji bulan ini.

Greenback ditutup menguat terhadap yen Jepang, setelah imbal hasil obligasi 10 tahun naik untuk ketiga kalinya dalam empat sesi perdagangan. Para investor masih menanti pernyataan pejabat Federal Reserve pada pertemuan dua hari hari ini.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Dolar AS sedang naik daun terhadap mata uang utama lainnya. Greenback bisa menyentuh USD102 per yen Jepang, karena imbal hasil obligasi jangka panjang tampaknya berada di jalur terendah," kata analis di Tokyo pada Ueda Harlow Ltd, Tomohito Katagiri, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (29/7/2014).

The Bloomberg Dollar Spot Index, sedikit berubah pada 1.014,03 di Tokyo setelah naik ke 1.014,39, tertinggi sejak 18 Juni. Dolar berada di USD101,88 per yen Jepang dari USD101,86 per yen Jepang. Sementara terhadap euro diperdagangkan di USD1,3438 per euro dari USD1,3440 per euro.

Imbal hasil pada utang pemerintah AS karena dalam satu dekade sedikit berubah pada 2,49 persen setelah kemarin menguat 2 basis poin atau 0,02 persen.

Para analis memprediksi, Departemen Perdagangan akan mencatat produk domestik bruto AS naik 3 persen dalam tiga bulan pertama di 2014. Ini akan menjadi laju tercepat pertumbuhan untuk ekonomi terbesar di dunia sejak September 2013 dan rebound dari kontraksi 2,9 persen pada Januari-Maret tahun ini.

Sementara, data tenag kerja oleh para pengusaha AS diperkirakan naik 230.000 pekerjaan bulan ini, sementara data Departemen Tenaga Kerja pada 1 Agustus akan menunjukkan posisi meningkat lebih dari 200.000 dalam enam bulan beruntun.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini