Share

Saat Bulan Puasa, Harga Ayam "Ditekan" Terlalu Rendah

Hendra Kusuma , Okezone · Selasa 29 Juli 2014 15:37 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 29 320 1018969 sgLNkJAX8Z.jpg Ilustrasi daging ayam. (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Penawaran harga ayam hidup saat bulan puasa kemarin diklaim sangat rendah. Hal ini dinilai Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) sebagai hal yang tidak baik.

Ketua FMPI Don Putoyo mengatakan, dengan penekanan harga seperti kurang menguntungkan. Harga Pokok Produksi (HPP) ayam Hidup (livebird/LB) pada kondisi kini (harga saat beli DOC Rp6.000 per ekor dan pakan Rp7.000 per kilogram (kg), maka HPP menjadi Rp18.500-Rp19.500 per kg.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Jika memang ayam Hidup LB dibeli oleh pedagang bandar ayam dengan harga tersebut, maka harga karkas atau daging ayam Rp32 ribu-Rp35 ribu per kg, wajarlah," kata Utoyo kepada Okezone di Jakarta.

Menurut Utoyo, kenyataan harga jual ayam hidup menjadi tidak wajar jika harga ayam hidup per kg ditekan sangat rendah atau murah, bahkan ditekan di bawah harga HPP dengan tujuan spekulasi atau sebagainya.

Utoyo mengungkapkan, harga jual ayam hidup di Sumatera, untuk wilayah Palembang dan Lampung berada di kisaran Rp13.500-Rp15.00 ribu. Wilayah Lubuk Linggau Rp16.000, Bengkulu Rp16.500-Rp17.000, Medan Rp18.000. Hanya Bangka dan Belitung yang masih baik yaitu Rp20.000-Rp24.000 per kg.

Sementara di Pulau Jawa, untuk wilayah Banten dan Jabodetabek harga jual ayam hidup berada di kisaran Rp15.000-Rp15.500 per kg. Untuk Jawa Tengah dan Yogyakarta berada di kisaran Rp12.700-Rp14.000 per kg. Untuk Jawa Timur berada pada kisaran Rp13.300-Rp14.000 per kg.

Untuk Bali harga ayam hidup berada di kisaran Rp15.500 per kg, wilayah Lombok Rp14.500 per kg. Sedangkan untuk pulau Kalimantan berada di kisaran Rp12.500-Rp14.500 per kg, kecuali di wilayah Pontianak yang harganya masih baik, yaitu Rp21.000 per kg.

Pulau Sulawesi berada di kisaran Rp13.000-Rp14.000 per kg, kecuali Sulawesi Utara Rp19.000 per kg. "Kondisi seperti ini tidak sehat, seyogianya produsen, pedagang (besar dan kecil), maupun Masyarakat saling membutuhkan satu sama lain," tambahnya.

Melihat hal seperti itu, Utoyo mengungkapkan seharusnya pemerintah perlu melakukan upaya seperti mempertemukan pedagang bandar ayam dengan produsen, agar tidak membeli atau menekan harga jual ayam hidup di bawah HPP.

Pasalnya, sambung Utoyo, jajaran produsen perunggasan Indonesia sudah berupaya keras memproduksi telur ayam ras dan daging ayam broiler dalam jumlah besar, bahkan dapat dikatakan sudah swasembada. "Dengan harga yang sangat terjangkau masyarakat, demi untuk mendukung terbentuknya bangsa yang sehat dan cerdas," pungkasnya.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini