JAKARTA - Prestasi gemilang kembali ditunjukkan oleh Universitas Diponegoro (Semarang) Setelah tahun lalu berada pada peringkat kedua nasional, kini Undip berada di urutan pertama untuk kategori Top Repository versi Webometrcis Juli 2014.
Tidak hanya di tingkat nasional, peningkatan prestasi tersebut juga diraih Undip untuk lingkup Asia. Bahkan peningkatannya terbilang cukup tajam. Jika tahun lalu kampus di bawah asuhan Sudharto P Hadi itu harus puas di nomor 43, kini Undip meroket ke ranking tiga setelah Kyoto Universiy, Jepang dan University of Hong Kong Scholars Hub.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Tapi peningkatan tersebut tidak terjadi untuk kategori Top Institutional Repository. Pada kategori ini, Undip justru merosot hingga 24 peringkat dan berada di urutan ke-58 se-dunia. Sementara tahun lalu Undip berhasil menempati peringkat 34. Demikian, seperti dikutip dari situs Undip, Rabu (30/7/2014).
Secara rutin selama enam bulan sekali, Webometrics menilai lebih dari 1.500 portal repositori di dunia. Pemeringkatan tersebut bertujuan untuk menakar aksesibilitas dan komitmen perguruan tinggi atau institusi untuk berbagi atau mempublikasikan pengetahuan dan karya-karya ilmiahnya ke seluruh dunia secara terbuka (fulltext open access).
Yang lebih penting lagi dari sistem pemeringkatan ini adalah impact dari portal website atau domain tersebut untuk mengukur seberapa besar manfaatnya di mata masyarakat dunia. Peningkatan ranking Repositori Undip ini menunjukkan betapa besarnya komitmen Undip untuk sharing karya-karya ilmiahnya sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat se-dunia.
Pada dasarnya ada dua sistem pemeringkatan untuk repositori di Webometrics, yaitu Top Institutional Repository dan Top Repository. Top Institutional Repository merupakan pemeringkatan institusi yang memiliki repositori, sedangkan Top Repository merupakan pemeringkatan repositori itu sendiri (karena satu institusi bisa jadi memiliki dua repositori).
(mrg)
