MELBOURNE - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun untuk hari keempat dan merosot di bawah USD100 per barel, karena stok bensin naik dan permintaan di Amerika Serikat (AS), pengguna minyak terbesar di dunia, menurun. Senada, Brent juga mengalami penurunan di London.
Energy Information Administration (EIA) mencatat, futures turun sebanyak 1,1 persen di New York. Pasokan bensin meningkat sebesar 365.000 barel pekan lalu ke 218.200.000, tingkat tertinggi dalam empat bulan.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Rata-rata konsumsi menyusut 0,5 persen selama empat minggu terakhir ke level terendah sejak Mei, bahkan saat musim puncak negara itu dimulai dengan libur Memorial Day pada 26 Mei.
"Seharusnya itu (Memorial Day) menjadi puncak penggunaan minyak mentah. Minyak di USD100 adalah tingkat yang besar, dan saya tidak berpikir itu akan turun begitu cepat," kata kepala investasi Ayers Alliance Securities, Jonathan Barratt, seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (31/7/2014).
WTI untuk pengiriman September turun sebanyak USD1,11 menjadi USD99,16 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Volume minyak mentah berjangka yang diperdagangkan mencapai 9 persen di atas rata-rata 100 hari perdagangan.
Sedangkan Brent untuk pengiriman September turun 63 sen atau 0,6 persen menjadi USD105,88 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah patokan Eropa dengan AS ditutup dengan premi sebesar USD6,65 per barel.
(mrt)