JAKARTA - Harga emas GLOBAL mendapatkan tekanan turun pasca-rilisan data gross domestic product (GDP) kuartal ke-2 di Amerika Serikat (AS). Pasalnya, pengukuran pertama (advance) hasilnya lebih bagus dari ekspektasi pasar.
Laju ekonomi AS juga jauh lebih bagus dari GDP kuartal I yang berkontraksi 2,9 persen. Kepala Riset Monex Investindo, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa hasil GDP yang bagus ini membuka potensi kemungkinan kebijakan pengetatan suku bunga acuan Bank Sentral AS lebih cepat dari perkiraan sehingga mendorong penguatan dolar AS dan menekan harga emas.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Harga emas kini berada di kisaran USD1.293 per troy ons, sudah berada di bawah support kemarin 1295. Saat ini support terdekat di kisaran level terendah kemarin USD1.292," jelas dia kepada Okezone dalam keterangan tertulisnya.
"Penembusan kisaran support ini bisa membawa harga melemah ke area support berikutnya di kisaran USD1.287 (juga merupakan kisaran MA 200 grafik harian). Pasar juga harus mewaspadai penurunan yang lebih dalam ke area USD1.280 (kisaran 61,8 persen dari USD1.240-USD1.345)," tambah dia.
Menurutnya, saat ini resisten terdekat emas berada di kisaran USD1.298. Penembusan ke atas resisten ini berpotensi membawa harga ke resisten berikutnya di USD1.302.
"Market mover yang bisa menggerakkan harga emas hari ini adalah data CPI flash estimate Zona Euro dan data Klaim Tunjangan Pengangguran Mingguan AS. Pasar masih menunggu data yang lebih penting besok yaitu Non-farm Payrolls (NFP) AS," tukas dia.
(mrt)