Share

UB Beri Solusi Tingkatkan Produktivitas Kentang

Margaret Puspitarini , Okezone · Kamis 31 Juli 2014 16:13 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 31 373 1019192 iq0IR5lEOD.jpg Foto : UB Beri Solusi Tingkatkan Produktivitas Kentang/UB
A A A

JAKARTA - Kentang merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Tapi iklim tropis Indonesia justru membuat produksi kentang tidak optimal dibandingkan dengan wilayah subtropis.

Umbi bernama latin Solanum tuberosum L itu membutuhkan penyinaran 16 jam per hari. Sedangkan intensitas cahaya maksimal di Indonesia hanya mencapai 12 jam per hari. Selain itu, kentang hanya dapat tumbuh optimal pada daerah dataran tinggi seperti kaki gunung yang intensitas cahaya mataharinya rata-rata kurang dari 12 jam per hari karena sering terjadi kabut.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Berusaha mengatasi kendala tersebut, lima mahasiswa Keteknikan Pertanian (TEP) Universitas Brawijaya (UB) Malang hadir dengan solusi baru. Lia Amaliyah, Akbar Setyo Pambudi, Adriansyah Galih, Agung Heru Yatmo, dan Indrawan Cahyo berinisiatif untuk menerapkan sebuah teknologi sistem pencahayaan otomatis khususnya pada pembenihan kentang di dalam greenhouse. Teknologi itu mereka namakan Lumos.

"Dalam penerapan teknologi ini kami bermitra dengan kelompok tani di Desa Sumberbrantas yang merupakan salah satu desa pertanian penghasil kentang di Jawa timur, yaitu kelompok tani Anjasmoro III yang diketuai oleh Pak Sugeng. Beliau melakukan pembenihan kentang di dalam greenhouse dengan menggunakan tanah sebagai media tanamnya," ujar Ketua Tim Lia Amaliyah, seperti dilansir dari situs resmi UB Prasetya Online, Kamis (31/7/2014).

Selain itu, untuk keberlanjutan program, Lia dan kawan-kawan juga bekerja sama dengan Rudy Madiyanto yang mengembangkan pembenihan kentang dengan media aeroponik di dalam screen house. Secara luas, Lia berharap, inovasi yang mereka hasilkan bis meningkatkan produksi kentang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

"Harapannya dengan adanya teknologi Lumos ini dapat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas kentang. Baik secara kualitatif maupun kuantitatif," imbuhnya.

Inovasi di bawah bimbingan Yusron Sugiarto itu memiliki cara kerja yang cukup sederhana. Cahaya di dalam greenhouse akan ditangkap oleh sensor fotodioda sebagai umpan bagi mikrokontroler. Bila cahaya yang ditangkap kurang dari intensitas cahaya yang diperlukan tanaman, maka lampu akan menyala secara otomatis.

Sebaliknya, apabila intensitas cahaya yang ditangkap sensor fotodioda berlebihan maka lampu akan mati secara otomatis. Jenis lampu yang digunakan merupakan lampu TL fuora dengan nyala violet yang dapat meradiasikan spektrum cahaya merah dan cahaya biru mengingat kedua spektrum cahaya ini yang paling banyak dibutuhkan pada pertumbuhan tanaman.

Selain itu, lama pencahayaan diatur maksimal pada pukul 22.00 WIB. Disesuaikan dengan photoperiodic tanaman kentang yang memerlukan pencahayaan maksimal 16 jam per hari terhitung dari pukul 06.00 WIB.

Inovasi pencahayaan tersebut ternyata memberikan hasil positif pada tanaman kentang. Selain rentan terhadap penyakit, pemberian pencahayaan pada tanaman kentang selama 16 jam per hari juga dapat mempercepat waktu pembungaan dan pembentukan umbi.

(mrg)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini