NEW YORK - Indeks saham di Amerika Serikat (AS) S&P 500 mencatatkan penurunan harian terburuk sejak April, dan penurunan bulanan pertama sejak Januari. Pasalnya, data ekonomi memicu kekhawatiran Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan.
Data menunjukkan bahwa tenaga kerja AS mencatat kenaikan terbesar dalam lebih dari 5,5 tahun pada kuartal kedua tahun ini. Data ini keluar, setelah the Fed memberikan penilaian suku bunga tidak akan terlalu cepat dinaikkan sampai keadaan ekonomi lebih stabil.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Di sisi lain, masalah ekonomi luar negeri menambah nada bearish, dengan Argentina berpotensi default pada utang untuk kedua kalinya dalam 12 tahun. Investor berharap kesepakatan dalam pembicaraan utang Argentina dengan para kreditur, namun rencana tersebut gagal.
"Jika kita mulai melihat upah bergerak lebih tinggi, kita akan mendapatkan sinyal bahwa kita semakin dekat dengan mandat Fed," kata analis pasar di Prudential Financial, Quincy Krosby, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (1/8/2014).
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 317,06 poin atau 1,88 persen ke 16.563,3, sementara indeks S&P 500 SPX merosot 39,4 poin atau 2 persen ke 1.930,67 dan Nasdaq Composite turun 93,13 poin atau 2,09 persen ke 4.369,77.
The Fed telah mempertahankan suku semalam mendekati nol sejak Desember 2008, namun dalam pertemuan kemarin, the Fed melihat pertumbuhan ekonomi sudah lebih cepat, dan penurunan tingkat pengangguran juga sudah terjadi.
Data dari BATS Global Markets mencatat adanya volume perdagangan yang tinggi, dari rata-rata bulanan. Sekitar 8 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, jauh di atas rata-rata 5,6 miliar.
(mrt)