Share

Membedakan Investasi dan Trading

Senin 11 Agustus 2014 09:37 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 11 226 1022609 q2FjPZFhJc.jpg Membedakan Investasi dan Trading (Ilustrasi: Okezone)
A A A

Para pembaca tentu sudah mengenal berbagai jenis dan bentuk investasi. Sebut seperti investasi properti baik tanah atau bangunan, investasi di sektor komoditas seperti emas batangan atau logam mulia, bahkan investasi di dunia pasar modal. Namun mungkin sebagian dari Anda belum bisa membedakan, apakah sedang melakukan investasi atau Anda sebenarnya lebih condong melakukan aktivitas trading.

Ya dalam konsep transaksi pada instrumen yang tadi disebutkan, juga pada instrumen yang belum disebutkan dikenal dua jenis, yakni investasi dan trading. Dua konsep transaksi tadi memiliki perbedaan mendasar. Contohnya begini, kita tentu sering mendengar dan melihat seseorang yang gemar melakukan aktivitas jual-beli emas batangan, dengan kecenderungan menjual emasnya saat harga naik, walaupun kenaikannya tidak signifikan. Kemudian dalam waktu tidak terlalu lama, harga emas turun maka orang tersebut pun segara melakukan pembelian. Aktivitas jual-beli dalam tempo singkat dengan memanfaatkan fluktuasi harga ini bukanlah termasuk golongan investasi, tapi lebih tepat disebut trading.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Aktivitas trading juga terjadi di pasar saham maupun pasar sekunder obligasi. Ada kelompok investor yang gemar melakukannya, mereka kerap disebut trader. Bahkan mereka bisa melakukan aktivitas beli atau jual di pagi hari, saat siang atau sore sebelum penutupan perdagangan pada hari yang sama, lalu menjual atau membeli efek yang ditransaksikan di pagi hari. Kegiatan trading ini biasanya marak terjadi saat pasar sedang mengalami volatilitas yang tinggi. Jadi intinya trading merupakan aktivitas transaksi yang dilakukan dalam jangka pendek, biasanya maksimal satu bulan setelah saham dibeli.

Lantas, bagaimana dengan yang disebut dengan konsep investasi? Apa bedanya dengan konsep trading, sementara secara substansi barang atau produk investasi yang ditransaksikan sebenarnya sama? Misalnya dua orang penggemar transaksi saham, sebut si A dan B. Mereka sama-sama membeli saham XYZ pada harga Rp500 per lembar. Keduanya tentu mengharapkan keuntungan dari saham XYZ yang dibeli tadi. Letak perbedaannya sebenarnya lebih pada jangka waktu investasi. Bila si A yang merupakan trader, tentu akan langsung menjual saham XYZ meski sesaat setelah dibeli saham XYZ tersebut mengalami kenaikan menjadi Rp550.

Sementara si B yang merupakan investor, tidak akan tergoda untuk menjual saham tersebut dalam tempo singkat, meski mengalami kenaikan. Seorang investor biasanya akan menyimpan saham yang dibelinya dalam jangka panjang, biasanya lebih dari satu tahun. Jadi selain berharap keuntungan dari kenaikan harga saham yang dibelinya, seorang investor juga berpotensi mendapatkan dividen atas saham tersebut. Karena menyimpan saham dalam jangka panjang, biasanya investor sangat memperhatikan faktor fundamental dan prospek saham yang akan dibelinya.

Ini berbeda dengan konsep trading, di mana seseorang tidak banyak mencermati faktor tersebut, yang penting saham yang akan dibeli memiliki peluang mengalami kenaikan dalam tempo singkat. Biasanya trader membekali diri dengan kemampuan analisa teknikal dalam melakukan aktivitasnya.  

 

Jadi kembali lagi dari paparan tadi bisa disimpulkan bahwa investasi di pasar saham adalah kegiatan membeli saham, untuk disimpan dan dijual kembali di masa depan. Biasanya saham disimpan untuk jangka waktu cukup lama, bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Jadi prinsipnya adalah buy and hold. Sementara strateginya adalah memilih dan membeli saham emiten yang sehat, berfundamental baik dan biasanya investor tidak terlalu memperhatikan fluktuasi harga, selama emiten masih berkinerja baik dan rutin membagikan dividen investor biasanya masih menyimpan sahamnya.

Lantas kapan investor menjual saham yang dipegangnya, biasanya mereka baru menjualnya saat kinerja emitennya sudah mulai menunjukkan kemunduran, atau tujuan investasiya sudah terpenuhi. Sementara seorang trader, biasanya saham yang dibeli akan dijual segera setelah harga naik, paling lama dalam hitungan bulan. Prinsip trader selalu menerapkan konsep buy and sell, sementara strateginya membeli saham emiten yang harganya berpotensi naik dalam waktu dekat sehingga fokus mereka adalah harga saham, sementara kinerja perusahaan walaupun kadang juga diperhatikan, tetapi biasanya bukan patokan utama.

Setelah memahami perbedaan dua konsep transaksi tadi, sebaiknya Anda segera memutuskan akan menjadi trader atau investor. Ini agar tidak menyulitkan dalam melakukan pemilihan portofolio. Misalnya sebagai investor akan memiliki saham yang fundamentalnya baik, sehingga saat melihat fluktuasi harga tidak akan panik. Sebaliknya bila memilih sebagai sebagai trader, tentu Anda harus memiliki rencana trading yang jelas, sehingga tidak terbawa rumor dan lebih jeli membeli saat harga dalam tren naik, atau menjual saat tren harga saham berbalik turun.

(rzk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini