Share

Indonesia Tak Perlu Vaksin Polio Oral jika...

Helmi Ade Saputra, Jurnalis · Selasa 19 Agustus 2014 21:03 WIB
$detail['images_title']
Indonesia belum bebas vaksin polio oral (Foto: thinkprogress)

DI negara-negara maju, vaksin polio oral sudah tidak dilakukan lagi. Hal ini karena di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, sudah bebas dari virus dan endemi polio. Lalu, bagaimana dengan vaksin polio di Indonesia?

Afiono Agung Prasetyo, M.D.,Ph.D selaku peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) mengatakan bahwa negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, vaksin polio dilakukan melalui suntikan, di mana virus polio sudah mati. Sementara, di Indonesia masih menggunakan vaksin polio oral berisi virus polio yang telah dilemahkan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Nanti kalau negara kita sudah bebas polio plus endemi polio, mungkin tidak perlu kekebalan di saluran cerna tetapi cukup di darah, kenapa? Virus polio menyebar dari saluran cerna ke saraf. Sebelum menempel di saraf kalau kita mempunyai antibodi yang bisa nge-blok, maka sel saraf aman. Kalau sudah masuk ke sel saraf kita tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga harus dicegah sebelum masuk ke saraf,” katanya pada School of Vaccine Journalist di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Sementara, seperti diketahui, vaksin polio oral bertujuan agar virus polio yang telah dilemahkan tersebut dapat menginfeksi saluran cerna. Tetapi, perlu diingat bahwa virus polio yang dilemahkan tersebut telah dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan sakit.

Lebih lanjut, Afiono menjelaskan bahwa karena virus polio yang telah dimodifikasi di dalam vaksin menginfeksi saluran cerna, maka respon tubuh layaknya ketika terinfeksi virus secara alami, termasuk mengaktifkan antibodi.

“Oleh karena kita mempunyai antibodi di saluran cerna, jika seseorang yang sudah tervaksinasi kemasukan virus polio sesungguhnya, maka virus polio tersebut tidak bisa menempel di saluran cerna karena dinetralkan oleh antibodi, jadi tidak menginfeksi,” Afiono menjelaskan.

Meski begitu, virus polio dari vaksin dikatakan oleh Afiono akan tetap menempel dan menimbulkan virus baru yang keluar melalui feses atau kotoran, sehingga dapat menginfeksi orang lain. Afiono mengatakan, kalau orang lain tersebut belum tervaksinasi, maka bisa dimasuki virus polio yang telah dilemahkan, sehingga bisa menjadi kebal.

“Virus polio yang dikeluarkan oleh orang yang telah tervaksinasi melalui feses dapat menginfeksi orang lain. Sehingga, kalau orang lain tersebut dimasuki virus polio sesungguhnya, orang tersebut sudah kebal, jadi vaksinasi itu penting” tutupnya.

(ftr)