Share

BNPT: Tak Perlu Over Sikapi ISIS

Akbar Dongoran , Okezone · Kamis 21 Agustus 2014 20:22 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 21 337 1028116 u4CLGH0bKa.jpg ilustrasi militan ISIS (Foto: Ist)
A A A

MEDAN - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, meminta masyarakat dan media massa tidak berlebihan menyikapi faham yang coba disebarkan pendukung Negara Islam Irak dan Siria (ISIS) di tanah air.

Hal itu disampaikan Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Mayjen TNI Agus Surya Bakti saat berada di Medan, Sumatera Utara, Kamis (21/8/2014).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurut Agus, faham iniĀ  hendaklah dilihat secara proporsional, khususnya terhadap gerakan radikal yang muncul akibat faham tersebut.

"Memang kita tetap harus waspada dan fokus. Namun jangan over sehingga menjadi bias dan malah menimbulkan simpati," ujar Agus

Agus memaparkan munculnya gerakan ISIS telah membuat pemangku kebijakan merasa perlu melakukan pencegahan penyebaran berkembangnyabenih-benih yang dianggap bisa menumbuhkan radikalisme dan terorisme.

Namun, langkah-langkah yang dilakukan jangan terlalu berlebihan serta ditambahnya lagi pemberitaan yang masif, sehingga efek dari itu merembet ke hal-hal yang tidak substansial.

"Dari dialog terungkap menyikapinya jangan terlalu over acting karena fenomena ISIS sudah ada sejak zaman dahulu. ISIS saat ini tidak berbeda jauh dengan paham sejenis di masa lalu, hanya saja untuk saat ini ISIS merupakan sikap sekelompok orang yang merasa tidak puas dengan situasi global, yang situasi global itu menunjukkan adanya ketidakadilan negara tertentu atau kekuatan tertentu terhadap umat Islam yang tertindas sehingga ada keinginan mereka untuk membela," paparnya.

Dalam rangka menjalankan program deradikalisasi, menurut Agus jangan hanya dilakukan secara struktural seperti yang selama ini kita ikuti, sebaiknya pemerintah dalam hal ini BNPT atau FKPT harus memberikan ruang dan waktu kepada ormas-ormas keagamaan atau kelompok-kelompok masyarakat untuk melakukannya tetapi tetap ada back up dari BNPT atau FKPT sehingga kelihatan bahwa kegiatan ini berasal dari ormas atau kelompok masyarakat tertentu.

"Mantan teroris yang sudah bertaubat jangan terlalu dimunculkan ke publik berbicara sebagai nara sumber atau menjadi penganat terorisme.

Ini akan menjadi kontra produktif karena akan bias memancing yang lain seperti itu dan kemudian akan bertaubat dan terus menjadi orang yang selalu dipanggil kesana kemari memberikan informasi tentang terorisme.

Yang ditakutkan adalah kelupaan akan memberikan informasi yang mengajak orang untuk masuk terorisme,"tambahnya.

Juga disimpulkan perlu adanya antisipasi pubersitas keberagamaan di kalangan masyarakat khususnya di kalangan kaum muda melalui kemitraan dengan ulama dan akademisi.

"Sehingga nanti para generasi muda tidak hanya melihat yang benar itu hanya berasal dari gurunya, tapi ternyata masih banayak hal lain yang membenarkannya," tutupnya.

(put)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini