Share

ITB "Bertarung" di Kompetisi iGEM 2014

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Kamis 21 Agustus 2014 11:05 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 21 373 1027688 ROkrdBuGJt.jpg ITB "Bertarung" di Kompetisi iGEM 2014 (Foto: dok. okezone)
A A A

JAKARTA - Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali berkiprah dalam kompetisi International Genetically Engineering Machine (iGEM) di Boston, Amerika Serikat (AS) pada akhir Oktober 2014.

Setelah berhasil meraih medali perak pada kompetisi tahun lalu dengan proyek berjudul "Biosensor Alfatoxin", kali ini Tim iGEM ITB 2014 akan maju dengan proyek terbaru berjudul Synthetic Biology Indonesia Go Green (SynbIGreen). Tim ini terdiri dari mahasiswa S-1 dan S-2 dari berbagai disiplin ilmu, yaitu bioteknologi, mikrobiologi, kimia, teknik kimia, planologi, teknik elektro dan bioengineering lengkap dengan lima orang dosen pembimbing dari masing-masing disiplin ilmu.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Seperti keterangan tertulis ITB yang diterima Okezone, Kamis (21/8/2014), mereka akan berkompetisi dengan 246 tim lainnya yang berasal dari Universitas ternama seluruh penjuru dunia, seperti MIT, Harvard, Oxford, Groningen University, dan lain-lain. Tim iGEM ITB 2014 kali ini mengangkat ide tentang limbah plastik.

Seperti diketahui, plastik saat ini masih menjadi primadona andalan memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Manajemen sampah dan proses daur ulang yang kurang baik menyisakan permasalahan limbah plastik yang tak kunjung berakhir.

Ketua Tim iGEM ITB 2014 Joko mengatakan, pengembangan alat Whole Cell Biocatalyst dengan menggunakan organisma synthetic biology ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara lain di dunia.

Pada dasarnya, semua jenis plastik dapat dilakukan daur ulang, tetapi kenyataan yang ada ditengah-tengah masyarakat dapat menimbulkan polemik baru terhadap pencemaran lingkungan. Hal ini terjadi karena proses pembakaran dan penggunaan bahan kimia serta lambatnya waktu degradasi plastik secara biologis.

Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah domestik plastik terbesar dengan jumlah 5,4 juta ton per tahun.

Selain itu, Dosen Pembimbing Tim iGEM ITB 2014 Dr. Sony S mengatakan, yang dilakukan saat ini bukanlah memusuhi plastik, tetapi bagaimana menemukan formula yang tepat dalam penguraiannya.

Pemusatan kerja tim tidak hanya dilakukan dalam skala labor, untuk memperluas informasi mengenai kompetisi dan proyek mereka, berbagai seminar telah dilakukan, baik dalam lingkungan kampus maupun di luar kampus, seperti yang dilakukan di Universitas Pasundan (Unpas) beberapa  bulan yang lalu. (fsl)

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini