BANDA ACEH – Goethe Institut menggelar Festival Film German Cinema 2014 di Indonesia. Mereka akan memutar 14 film terbaik Jerman di sembilan kota yakni Jakarta, Yogjakarta, Banda Aceh, Bandung, Surabaya, Makassar, Denpasar, Palu dan Balikpapan. Roadshow ini berlangsung pada 22 hingga 31 Agustus mendatang.
Katrin Sohns, Kepala Bagian Program Budaya, Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia dan Selandia Baru mengatakan, ini merupakan tahun ketiga pihaknya membawa film-film terbaik Jerman yang sudah diseleksi ke penonton di Indonesia. Tahun lalu festival ini diklaim menyedot lebih 8.000 penonton.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Festival Film German Cinema telah menjadi salah satu agenda kebudayaan Jerman terpenting di Indonesia," kata Katrin Sohns dalam siaran pers diterima Okezone, Kamis (21/8/2014)
Tiga bintang perfilman Jerman yakni Nina Hoss, Fritzi Haberlandt dan NoÄ-l Dernesch akan hadir dalam festival kali ini. Katrin berharap, lewat kegiatan ini penonton Indonesia dapat mengapresiasi emosi-emosi kontras yang ditampilkan dalam film-film ini.
Program German Cinema, kata Katrin, bertujuan untuk menggambarkan lansekap perfilman Jerman saat ini. Program ini juga berusaha untuk menginspirasi penonton Indonesia dan membangkitkan minat terhadap film-film Jerman.
"Kami yakin film Jerman masa kini memiliki begitu banyak perkembangan yang menggembirakan antara lain perspektif yang segar, sutradara-sutradara muda dan aktris serta aktor berbakat. Kami berharap semua film akan dapat diakses oleh khalayak luas dengan adanya teks terjemahan bahasa Inggris," sebut Katrin.
Di Banda Aceh, film akan diputar di Episentrum Ulee Kareng milik Komunitas Tikar Pandan pada 24 Agustus nanti. Ada tiga film yang disajikan gratis ke penonton di sana yaitu "Kaddisch für einen Freund", "Das merkwürdige Kätzchen (The Strange Little Cat)" dan "Was bleibt" (Home for the Weekend).
Menurut Putra Hidayatullah, pegiat Komunitas Tikar Pandan, festival ini menjadi momen penting bagi warga di sana untuk menonton film Jerman berkualitas dalam rentang waktu produksi yang relatif masih baru.
(rfa)
