AWAL September mendatang, jamaah haji Indonesia sudah mulai berangkat ke Arab Saudi. Namun, jelang keberangkatan tersebut, timbul kekhawatiran terhadap virus Ebola yang sedang mewabah di Afrika Barat. Seperti diketahui, jamaah haji berasal dari seluruh dunia.
Ketika ibadah haji, bukan tidak mungkin para jamaah akan berinteraksi dengan mereka yang datang dari negara lain, termasuk asal Afrika. Karenanya, kekhawatiran terhadap virus Ebola bermunculan jelang pelaksanaan ibadah haji.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Lalu, apa yang harus dilakukan oleh jamaah haji untuk mengurangi risiko terinfeksi virus Ebola? Kepala Pusat Kesehatan Haji, Dr. dr. Fidiansjah, Sp. KJ, MPH, mengatakan bahwa karena vaksin Ebola belum ditemukan, seperti halnya pada kasus MERS, upaya pencegahannya adalah dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Upaya yang bisa dilakukan oleh jemaah haji adalah dengan melakukan PHBS, seperti mencuci tangan dan menggunakan masker, gizi seimbang, dan minum teratur," kata Dr Fidiansjah di Jakarta, baru-baru ini. (Baca: Cegah Jamaah Haji Terinfeksi Zoonosis, Pondokan & Sanitasi Ditingkatkan)
Untuk meredakan kekhawatiran jamaah haji, Dr Fidiansjah memastikan bahwa WHO telah menetapkan status negara-negara yang menjadi endemi Ebola, yakni Nigeria, Guinea, Liberia, dan Sierra Leone dalam kondisi darurat global. Penetapan status tersebut memerkecil peluang orang untuk keluar-masuk dari negara endemik Ebola.
"Oleh karena keluar-masuknya pasien kecil, kekhawatiran tidak perlu dimunculkan karena tidak ada pengantarnya," simpul Dr Fidiansjah.
(fik)