Share

Merdi Sihombing Miris Penjualan Tenun Lewat Tengkulak

Evi Elfira, Okezone · Jum'at 22 Agustus 2014 22:02 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 22 29 1028646 Gn41Q2zVSG.jpg Merdi Sihombing miris jual tenun lewat tengkulak (Foto:Twitter)
A A A

BERKEMBANGNYA kain tradisonal Indonesia dalam bentuk tenun selama ini tidak diiringi dengan kesejahteraan para perajin. Maka dari itu, Merdi Sihombing selaku fesyen dan tekstil desainer memberlakukan fair trade (Bagi hasil) kepada para pengrajinnya.

 

Fair trade atau perdagangan yang adil memang sudah dibicarakan semenjak 2012. Namun masih ada saja yang belum memberlakukannya terhadap para perajin. Hal ini diakui oleh Merdi Sihombing mengingat proses penjualan tenun yang selalu melalui tengkulak.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

“Kita melihat selama ini kan banyak teman-teman yang mengangkat kain tenun itu beli di pameran-pameran. Jadi mereka itu tidak tahu problemnya itu apa. Kami datang melihat ke tempatnya itu jadi bisa tahu, apa saja yang harus kita buat untuk membenahi pola hidup mereka seperti apa,” kata Merdi Sihombing kepada awak media dalam peluncuran situs travel clothesnya di Restoran Palada, Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (22/8/2014).

 

Pria berdarah Batak ini pun memberi contoh mata rantai perdagangan yang umum terjadi dan merugikan para pengrajin. “Itu tengkulaknya, dari kecamatan dibawa ke kabupaten ada tengkulak, sampai ke sini pun juga ada tengkulak. Dan semua orang beli lewat tengkulak, itu yang harus diputus mata rantainya,” imbuhnya.

 

Hal miris yang dirasakan para pengrajin tersebut membuat mereka mendapat kerugian, karena apa yang telah mereka hasilkan dihargai sangat kecil. Sedangkan, setelah sampai ke konsumen, tenun yang mereka buat dijual dengan harga yang sangat tinggi.

 

“Si perajin itu malah mendapatkan yang sangat sedikit sekali. Kemudian sampai di sini diperlukan edukasi diantara kita-kita sebagai pengembang, kembali lagi kepada fair trade yang sudah dibicarakan semenjak 2012,” pungkas Merdi Sihombing.

(ren)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini