SETELAH selama 10 tahun menyusuri pelosok daerah di Indonesia, Merdi Sihombing berhasil menelurkan buku serta situs yang memuat informasi mengenai kain.
Dalam melakukan perjalanan mencari tenun tersebut, fesyen dan tekstil desainer ini memiliki cerita yang tidak terlupakan. Mencintai kekayaan Indonesia membuat Merdi Sihombing bergerak menyusuri pelosok daerah Indonesia untuk memelajari tenun. Dalam 10 tahun perjalanannya, ia memiliki banyak cerita yang tidak terlupakan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Banyak sekali cerita, setiap tempat itu berbeda-beda. Pernah yang di daerah Rotendao, kita masuk ke sana dan tidak bisa pulang karena ombak tinggi sekali. Jadi kita harus menginap di sana hampir dua minggu. Di mana pulau itu itu tidak ada listriknya, jadi kita tinggal dengan penduduk di sana,” tutur Merdi Sihombing kepada awak media dalam peluncuran situs travel clothesnya di Restoran Palada, Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Selain di daerah Rotendao, Merdi juga harus menghadapi bencana alam ketika sedang melakukan interaksi dengan para perajin tenun. Selain itu, ia juga harus merasakan hidup yang jauh dari teknologi untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang sedang dikunjunginya.
“Kemudian ketika di tanah Batak saya kena gempa, gempa bumi, itu masuk ke dalam tanah. Kemudian saya itu di daerah Mentawai delapan jam naik tronton. Dari Jakarta satu jam setengah, ke Padang. Dari Padang itu kita mesti naik kapal kayu, seumur-umur itu pengalaman. Saya ingat sekali pagi-pagi harus stand by menyusuri sungai selama delapan jam. Di sana hidupnya seperti jaman batu saja,” jelas pria kelahiran Medan ini.
“Hal tersebut cukup membuat adrenalin semakin bergejolak untuk terus melakukannya (perjalanan tenun ke pelosok daerah di Indonesia),” pungkas Merdi Sihombing.
(ren)