JAKARTA - Nelayan hingga minggu ketiga pasca lebaran kemarin belum juga aktif dalam kembali melaut, padahal di tahun-tahun sebelumnya pada minggu kedua pasca lebaran nelayan sudah aktif kembali. Hal ini disebabkan karena adanya pembatasan konsumsi bahan bakar minyak yang ditetapkan oleh pemerintah.
Wakil ketua umum kadin bidang kelautan dan perikanan Yugi Prayanto mengatakan bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap nelayan, mengingat biaya BBM pada perikanan yaitu 60 persen dibandingkan dengan biaya produksinya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Oleh karena itu kementrian terus mengupayakan BBM bersubsidi bisa diberi ke nelayan walau ada pengurangan jatah dibanding biaya produksi BBM, oleh karena itu kementrian terus mengupayakan supaya BBM bersubsidi masih bisa diberi ke nelayan walau yang sekarang terjadi adalah ada pengurangan jatah," ujarnya saat ditemui di menara Kadin, Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Dirinya mengatakan dampaknya dari pembatasan bbm bersubsidi tersebut berpengaruh terhadap perikanan tangkap yang tentunya itu berpengaruh pada nelayan laut dan akan berpengaruh pada produksi pasokan ikan.
"Lalu pada budi daya juga ada pengaruh terutama budi daya yang semi intensif tambak udang yang menggunakan kincir maupun menggunakan pompa penggantian air itu sangat berpengaruh," jelasnya.
Dirinya menambahkan jadi bila harga itu tidak disubsidi, maka memang berpotensi produksi menurun bahkan bisa juga harga ikan bisa naik. "Kemudian juga ini bisa menyebabkan daya saing menurun," tutupnya.
(rzy)
