SEMARANG - Kepolisian Daerah Jawa Tengah bereaksi cepat sehubungan dengan ancaman penghancuran Candi Borobudur dari Islamic State in Iraq and Syria melalui jejaring media sosial Facebook dengan nama We Are Islamic State.
Juru bicara Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar A Liliek Darmanto, menyatakan pihaknya menerjunkan masing-masing satu peleton personel polisi untuk menjaga Borobudur pada siang dan malam hari.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Kita tidak diam saja, langsung mengambil langkah dengan memperketat pengawasan. Di terjunkan pertebalan anggota di sana, satu peleton siang satu peleton malam," kata dia di Mapolda Jawa Tengah, Jumat (22/8/2014).
Satu peleton pasukan polisi berjumlah 33 personel. Menurut Lilik, mereka di bawah perintah Kepala Kepolisian Resort Magelang.
"Kita harapkan apabila ada yang coba-coba melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan, saya yakin itu akan lebih tidak mudah," ungkap Liliek.
Selain itu, Lilik menambahkan, Candi Borobudur juga dipasangi sejumlah Close Circuit Television (CCTV) di sudut-sudutnya. Apabila Borobudur sudah ditutup dari pengunjung pada sore harinya, kata Liliek, polisi juga melakukan penyisiran untuk membersihkan benda-benda mencurigakan.
"Ini sangat penting, karena bukan aset Indonesia lagi, tapi aset dunia. Kalau sampai terjadi itu membuat jelek sekali nama Indonesia. Kita tidak main-main. Kita juga melibatkan TNI," ungkap Liliek.
Seperti diketahui Candi Borobudur menjadi target penghancuran dari gerakan radikal ISIS. Dalam laman fan page Facebook bernama We Are Islamic State, disebutkan bahwa mereka akan menghancurkan patung-patung yang ada di Indonesia. Dicantumkan dalam laman tersebut foto patung serta stupa di Candi Borobudur.
(hol)