Share

Kemiskinan di Tengah Gemerlap Pariwisata Raja Ampat

Dede Suryana , Okezone · Jum'at 22 Agustus 2014 21:19 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 22 337 1028656 YlEqk5I8uX.jpg Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri (Foto: Okezone)
A A A

RAJA AMPAT - Siapa tak kenal Raja Ampat. Gugusan pulau cantik bak sepotong surga yang mengambang di Perairan Pulau Cenderawasih.

Namun, siapa sangka di tengah gemerlap periwisata Raja Ampat, masih tersisa kemiskinan yang jauh panggang dari api dengan gelimangan dolar di resort-resort mewah di empat pulau besar, Waigio, Batanta, Salawati, dan Misol.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Seperti dialami keluarga Abdul Manan Mayor. Anggota Suku maya yang tinggal di Sapordanco, Kelurahan Warnasen Kota Waisai, beberapa kilometer dari Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) tempat perhelatan puncak rangkaian kegiatan Sail Raja Ampat.

Mayor tinggal di gubuk berdinding papan, beratap daun rubia, seluas kira-kira 30 meter persegi, bersama istri dan dua anaknya.

Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri menyempatkan diri mengunjungi kediaman Mayor sekaligus memberikan bantuan Rp10 juta. Selain Mayor masih ada puluhan warga miskin penerima sumbangan Kemensos dalam program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Mensos menyadari bantuan itu tidak cukup untuk merehabilitasi rumah Mayor dan warga miskin lainnya.

"Yang kita inginkan adalah semangat kesetiakawanan sosial. Dimana kita menumbuhkan kembali tolong menolong yang semakin hari semakin pudar. Nah, itu yang kita munculkan," kata Mensos di Waisai, Raja Ampat, Jumat (23/8/2014).

Salim berharap, uang Rp10 juta itu bisa bernilai Rp20 bahkan Rp30 juta "Karena seperti yang tadi rumah (Mayor) itu, banyak kayu yang bisa dipakai. Mungkin setengah jumlah kayunya masih bisa digunakan," sambungnya.

Selain itu, kata Mensos, dari kriteria rumah layak huni, dinding papan, lantai semen, dan atap genting atau seng masih terkategori layak. "Itulah yang digunakan dari Rp10 juta. Lainnya dari bahan-bahan yang sudah ada," tutupnya.

Selain memberi bantuan rehabilitasi rumah, Mensos juga memberikan bantuan sosial kepada dua lansia di Kampung Swaimbon, Kelurahan Warmasen, Kecamatan Waisai Kota, Kabupaten Raja Ampat. Mereka adalah Leonardus Burdam (84) yang sakit setelah jatuh dari pohon dan istrinya Paulince Kolomsusu (70) yang mengalami stroke.

(hol)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini