JAKARTA - Pemerhati Anak, Seto Mulyadi, atau yang akrab disapa Kak Seto mengaku terkejut dengan kasus mutilasi dan kejahatan seksual terhadap anak di Siak, Riau. Ia menyebutkan bahwa sebagian masyarakat yang berada dekat di lingkungan anak-anak menderita kelainan jiwa.
"Kami terkejut, dan kasus ini memang fenomena gunung es, di masyarakat banyak penderita kelainan jiwa. Kasus Riau ini berbeda dengan gila, kalau gila tak menyadari yang dilakukan, kalau yang ini sadar, semacam psikopat dan sosiopat. Mereka merasa benar, tak punya empati, menghalalkan segala cara, bisa membujuk, merayu, tak terduga oleh siapapun, merasa tak menyesal, ada motif lain," ujarnya di kantornya, Jakarta Timur, Jumat (22/08/2014).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Selain itu, banyak dari mereka yang memang mencari kekebalan, kesaktian dan keperkasaan, nekat menjadi pelaku kriminal sebagai pembunuh, pemerkosa atau koruptor. Kasus seperti ini banyak menjangkiti masyarakat.
"Masyarakat yang pendidikannya rendah, tak mampu menahan diri, emosi, akhirnya gejala psikopat berkembang. Tak ada penegakan hukum tegas pun membuat mereka akan terus sadis, media wajib angkat ini agar pelaku mendapatkan sanksi tegas. Ini bisa mengarah ke hal lain, misalnya teroris, bunuh diri, melukai orang lain, bahaya masa depan negeri kita," paparnya.
Jalan utama, kata Kak Seto, yakni dengan melalui pendidikan yang baik melalui informal di keluarga dan masyarakat serta jalur formal di sekolah. Selain itu pendidikan karakter juga perlu dikembangkan terus.
"Pendidikan kurikulum 2013 boleh saja tetapi harus diseimbangi dengan kemampuan otak kanan, seperti seni dan olahraga, supaya anak-anak tidak frustasi, sebab anak-anak yang banyak mengeluh, stres, melahirkan calon-calon psikopat, Mendikbud yang baru nanti harus memahami pendidikan, psikologi anak, etika, dan keteladanan," tegasnya.
(sus)