Share

Lebih Paham Kurikulum 2013 dengan Monopoli

Margaret Puspitarini , Okezone · Sabtu 23 Agustus 2014 08:00 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 22 372 1028573 eGqn5mTooS.jpg Foto : Kurikulum 2013 Lebih Dimengerti dengan Monopoli/UB
A A A

JAKARTA - Siapa tak kenal permainan monopoli? Permainan dengan konsep serupa ular tangga tersebut tidak hanya disukai oleh anak-anak tapi juga orang dewasa. Lalu apa jadinya jika permainan tersebut dijadikan sarana belajar siswa?

 

Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa program studi statistika FMIPA Universitas Brawijaya (UB) Malang. Dessy Purnama Sari, Fitri Nor Maulidya, Windy Antika Antis Watin, Nina Milasari, dan Amirul Mukhlishin memanfaatkan konsep permainan monopoli sebagai media pembelajaran kurikulum 2013.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

Dessy Purnama Sari menyebut, permainan edukatif tersebut mereka beri nama "Otak Atik Otak" atau "Tak Tik Tak". Inovasi itu mereka hadirkan guna membantu siswa SD Brawijaya Smart School (BSS) Malang memahami pelajaran khususnya dalam penerapan Kurikulum 2013 (K13).

 

"Berdasarkan Kurikulum 2013, siswa dituntut untuk aktif, kreatif, dan interaktif. Oleh karena itu, kami menciptakan permainan yang bisa menjadikan siswa lebih mudah memahami pelajaran dan menumbuhkan jiwa sosial siswa," kata Dessy, seperti dikutip dari laman resmi UB, Prasetya Online, Sabtu (23/8/2014).

 

Windy Antika Antis Watin menjelaskan, papan permainan "Tak Tik Tak" terinsipirasi dari permainan monopoli. Maka, sama seperti Monopoli, "Tak Tik Tak" memiliki petak yang berisi wisata edukatif  di Indonesia yang dilengkapi kartu hak milik.

 

"Jika pada permainan monopoli ada dua jenis kartu, yaitu kesempatan dan dana umum, maka pada 'Tak Tik Tak' ada lima level berdasarkan tingkatannya. Masing-masing level berisi 15 pertanyaan pelajaran tematik serta terdapat kartu idea," papar Windy.

 

Menurut Fitri Nor Maulidya, prosedur permainan "Tak Tik Tak", lanjutnya, juga berbeda dengan monopoli. Setelah melempar dadu, pemain harus menjawab soal pelajaran tematik sebelum melangkah. Pemain hanya boleh melangkah jika menjawab dengan benar.

 

"Pertanyaan di kartu level pertama akan berbeda tingkat kesulitannya jika dibandingkan pada kartu level kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Semakin tinggi tingkatannya, maka pertanyannya akan semakin sulit," ungkap Fitri.

 

Amirul Mukhlishin menambahkan, kartu idea berisi daftar pertanyaan dengan tingkatan paling sulit dibanding yang lainnya. Oleh karena itu, ada imbalan uang bagi para pemain yang mampu menjawab.

 

"Setiap pemain yang bisa menjawab satu pertanyaan akan mendapat hadiah berupa uang yang nilainya tergantung pada level kartunya. Pada kartu idea, hadiah uangnya paling besar karena tingkat kesulitan pertanyaannya juga paling sulit dibanding kartu-kartu pada level satu sampai lima," jelas Amir.

 

Lima sekawan itu telah menyosialisasikan permainan "Tak Tik Tak" kepada siswa SD Brawijaya Smart School (BSS) Malang selama tiga bulan dan menuai hasil positif. Banyak siswa yang mengalami kemajuan dalam hal memahami pelajaran dan berinteraksi dengan teman.

"Untuk ke depannya, kami tidak hanya membuat dalam bentuk manual, namun juga elektronik game (E-Game) Sehingga bisa diaplikasikan oleh semua pihak," papar Nina.

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini