Share

UGM Luncurkan Gama-CHA

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Jum'at 22 Agustus 2014 10:05 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 22 373 1028264 Yfjroumjt1.jpg UGM Luncurkan Gama-CHA (Foto: dok. UGM)
A A A

JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meluncurkan salah satu hasil riset karya anak bangsa berupa alat kesehatan untuk rekayasa jaringan tulang manusia yang dinamakan Gama-CHA.

Hasil penelitian Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) drg. Ika Dewi Ana sudah melewati uji laboratorium dan uji klinis, serta mendapatkan registrasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sehingga bisa diproduksi massal oleh Kimia Farma. Peluncuran produk Gama-CHA dihadiri Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Ali Ghufron Mukti, dan Direktur Utama (Dirut) Kimia Farma Rusdi Rosman.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Drg. Ika mengatakan, dirinya gembira dengan diproduksinya produk penelitiannya yang sudah diteliti selama puluhan tahun tersebut. Dia berharap, produk ini bisa mengurangi ketergantungan impor.

“Ada 3-4 produk sejenis, tapi semunya produk impor. Ini satu-satunya produk lokal,” ujar Ika, seperti keterangan tertulis UGM yang diterima Okezone, Jumat (22/8/2014).

Drg. Ika mengakui, keunggulan Gama-CHA dibandingkan dengan produk lainnya adalah secara klinis telah terbukti menjadi perancah tulang yang baik pada operasi regeneratif. Bahkan Gama-CHA memungkinkan dokter gigi, ahli bedah mulut, periodontist, dan ahli ortopedi menggunakannya dalam terapi mempercepat pertumbuhan tulang yang hilang tanpa harus mengambil tulang pasien yang masih sehat.

"Apalagi menggunakan tulang dari pasien yang sudah meninggal dari bank jaringan," ucapnya.

Lanjut drg. Ika, teknologi Gama-CHA tersebut memungkinkan perbaikan rahang pasca pencabutan gigi, perbaikan fraktur tulang rahang, dan mempercepat penyembuhan luka pada jaringan tulang. Pasalnya, Gama-CHA mengandung unsur karbonat, kristalinitas, dan polimer yang disesuaikan dengan komposisi tulang.

“Kolagen yang dipakai secara imunologis bisa diterima tubuh, sehingga mempercepat remodeling tulang,” ungkapnya.

Dia melanjutkan, hal ini memakan waktu yang dibutuhkan dirinya untuk meneliti Gama-CHA lebih dari 15 tahun. Perjuangannya pun tidak mudah.

"Agar sampai bisa diproduksi, produk ini pernah diuji pada hewan kecil hingga hewan besar dan sampai akhirnya diuji pada manusia.

Pulang pukul 03.00 WIB dari laboratorium merupakan hal yang biasa baginya. Beruntung, dia memiliki suami dan anak-anak yang mendukung aktivitasnya.

“Lima belas tahun tentu bukan waktu yang pendek, tapi cita-cita untuk membantu masyarakat membuat saya makin tekun meneliti,” kenang Perempuan kelahiran Yogyakarta 45 tahun lalu itu. (fsl)

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini