JAKARTA - Bermimpilah setinggi langit. Sayangnya motto tersebut tidak diterapkan oleh banyak mahasiswa. Tidak hanya di Indonesia, kejadian serupa juga terjadi pada mahasiswa di Kanada.
Demikian disampaikan oleh Profesor Kewirausahaan Universitas Ryerson Toronto, Kanada, yakni Dave Valliere. Dia hadir sebagai pembicara dalam acara Special Fridaypreneurship bertema "Thinking like an Entrepreneur" yang digelar Kewirausahaan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Di hadapan sekira 80 mahasiswa itu, Dave mengajak mereka untuk mulai berpikir layaknya seorang pengusaha. Dia menyayangkan jika para kaum muda di Indonesia dan Kanada hanya berani bermimpi sederhana.
Saat akan memulai sebuah bisnis, lanjutnya, mereka cenderung memilih sesuatu yang kecil dan dianggap berisiko rendah. Dave pun menyebut bisnis restoran sebagai contoh. Dia menilai, membuka satu restoran di awal lebih berisiko dibandingkan membuka banyak restoran sekaligus.
"Bila satu restoran ternyata tidak laku dan bangkrut, berarti kita masih punya kesempatan di restoran-restoran yang lain. Sesuatu yang terlalu kecil justru lebih berisiko. Lebih mudah mendapat uang yang banyak daripada uang yang sedikit," tutur Dave, seperti dikutip dari laman ITB, Jumat (22/8/2014).
Dave menjelaskan, ada dua kecenderungan tipe pebisnis yang bisa dipilih mahasiswa untuk mulai berbisnis, yaitu tipe beruang dan tipe nyamuk. Seperti karakter beruang, tipe pertama adalah orang yang menjalankan bisnis dengan perlahan-lahan tapi dengan dukungan sumber daya yang kuat dan ulet menekuni bisnisnya.
"Lalu, tipe nyamuk adalah orang yang terbiasa bergerak cepat dengan banyak terobosan dalam bisnisnya. Namun biasanya tipe ini tidak memiliki pertahanan dalam melindungi kelangsungan bisnisnya," paparnya.
(mrg)