Share

Pengajar IFI Ingin Tingkatkan Minat Belajat Siswa

Margaret Puspitarini , Okezone · Sabtu 23 Agustus 2014 12:13 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 22 373 1028618 4QmDiNlnl3.jpg Foto : Pengajar IFI Ingin Tingkatkan Minat Belajat Siswa/ITS
A A A

JAKARTA - Sangat disayangkan, pendidikan di Indonesia ternyata belum merata kualitasnya, terutama di daerah-daerah terpencil. Seperti yang tampak di SDN 9 Pulau Mandangin, sekolah binaan tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Mengajar For Indonesia atau disebut IFI.

 

Di sekolah yang berada di tepi pantai itu, tim IFI mencoba metode pengajaran kreatif pada para siswa dengan tujuan mempompa semangat belajar mereka. Sebab menurut pengakuan guru yang telah mengajar di sekolah itu selama 10 tahun, para siswa SDN 9 Pulau Mandangin sangat sulit diajak belajar.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

Apalagi kondisi ini juga tidak diimbangi dengan jumlah pengajar yang cukup. Menurut salah seorang guru di sana, yaitu Tarwiyatul Lailatul, jumlah guru di SD tersebut kurang dari 15 orang.

 

Kebanyakan guru-guru ini berasal dari Sampang, Madura. Bila ombak di Sampang tinggi, mereka tidak dapat menyeberang ke Pulau Mandangin untuk mengajar. Akhirnya seringkali kelas kosong tanpa guru.

 

Lokasi sekolah ini pun jadi masalah. Letaknya sangat menjorok ke laut, sehingga proses belajar mengajar tergantung pada cuaca dan pasang surut air laut.

"Ketika pasang, kadang air laut bisa sampai masuk ke dalam kelas. Bahkan, jika angin laut mulai ganas, atap bangunan sekolah ini sering melayang," ujar Laila, seperti dikutip dari ITS Online, Sabtu (23/8/2014).

 

Pendapat serupa turut disampaikan oleh Tim IFI. Salah seorang pengajar dari tim IFI Muhammad Fahmi Zamroni mengaku, minat belajar para siswa di SDN 9 Pulau Mandangin terbilang rendah.

 

"Anak-anak di sini memang cenderung mudah bosan. Sehingga mereka juga susah untuk fokus terhadap apa yang diajarkan," kata Fahmi.

 

Namun, keadaan itu tidak membuat Fahmi merasa putus asa. Bersama rekan-rekannya, mahasiswa angkatan 2013 itu justru merasa tertantang untuk mengatasi keadaan tersebut.

 

Mereka pun berusaha untuk membuat suasana kelas menjadi menyenangkan dengan beberapa metode pengajaran yang kreatif. "Kadang kami bernyanyi atau bermain untuk tetap menarik perhatian mereka," ungkapnya.

(mrg)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini