Share

Fotografi, Usaha yang Selalu Eksis

Rani Hardjanti , Okezone · Sabtu 23 Agustus 2014 12:08 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 22 455 1028645 IToTOJzuRA.jpg Fotografi, Usaha yang Selalu Eksis (Foto: Findo)
A A A

JAKARTA - Usaha jasa fotografi tetap memiliki pangsa pasar dari waktu ke waktu. Meski sekarang smartphone sudah memungkinkan untuk bereksis ria melalui fitur kameranya, namun dalam situasi tertentu tetap membutuhkan jasa fotografi profesional.

Situasi itulah yang ditangkap oleh Herfindo Satria Gading, atau biasa dipanggil Findo, sebagai peluang usaha. Findo yang gemar mengabadikan momen dengan kameranya, memang hobi dengan dunia fotografi sejak duduk di bangku kuliah.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Awalnya bapak satu anak ini mengikuti sebuah klub fotografi di kampus. Dari situlah dia memulai mengenal kamera. Selepas kuliah dan memasuki dunia kerja, Findo tidak bisa lepas dari keinginannya untuk membidik gambar dengan kameranya. Dia pun membuat usaha sampingan. 

Bersama teman-temannya, Findo merintis usaha jasa fotografi. Cara yang dilakukan untuk merealisasikan impian berusaha cukup simpel, yakni menuangkan ide, lalu menyamakan persepsi ke tim, dan langsung melakukan penawaran jasa usaha yang pada saat itu bernama Gaboenk Photography.

Setelah berjalan tiga tahun, Findo mulai bangkit dengan membuat jasa fotografi sendiri, yang diberi nama Fotofindo. Kebutuhan yang dibutuhkan untuk jasa fotografi adalah kamera, lensa, flash, lighting, background, kamera video, lighting dan lainnya. "Modalnya lumayanlah," imbuh Findo sambil tertawa.

Prospek jasa fotografi menurut Findo merupakan usaha yang sudah ada dari masa ke masa. Tetapi sebenarnya usaha di sektor ini ceruknya sudah sangat sempit.

Findo pun harus putar otak, sehingga bisa unggul dalam persaingan antarfotografer. "Memenuhi ekspektasi hasil yang diinginkan klien adalah tantangan terberat. Apalagi bisnis fotografi sudah sangat menjamur dengan harga yang sangat bersaing," ujar Findo kepada Okezone.

Tetapi pria yang hobi berolahraga futsal ini terus berusaha dengan meningkatkan kualitas foto dan memberikan harga yang bisa bersaing.

Findo bercerita, dia memiliki pengalaman pahit saat mengawali usaha. Saat itu kamera masih berteknologi analog dan masih menggunakan film negative.

"Saya dapat job dari teman dekat yang merayakan hari jadi bersama pasangannya. Konsepnya pakai film hitam putih. Singkat cerita, karena ada kesalahan setting hasil foto tersebut pun sangat tidak maksimal," cerita Findo.

Akhirnya bukan untung yang didapat, dia pun harus merogoh koceknya untuk memberikan kompensasi kepada kliennya.

Kolaborasi teknologi

Dalam menjalankan usahanya, Findo berusaha menyelaraskan dengan kemajuan teknologi. Bukan hanya kamera yang mumpuni, tetapi juga memanfaatkan internet.

Dia pun membuat website untuk melancarkan kegiatan marketing Fotofindo. Bahkan dia rela mengeluarkan kocek Rp1,5 juta untuk membangun portal usahanya. "Keberadaan web Fotofindo mempermudah juta mendapatkan klien. Website juga meningkatkan nilai jual  dan membangun image usaha yang profesional," ujar dia.

Sementara untuk ilmu berwirausaha, dia dapat dari pengusaha yang pernah dijumpainya. "Saya curi semangatnya membangun usaha, dan ilmunya dalam membesarkan usaha," tuturnya yang juga anggota Komunitas Tangan di Atas.

Selain itu dia menggencarkan promosi melalui jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.

Tidak sia-sia, dia pun mampu mendapat order foto hingga Rp20 juta. "Tetapi setiap bulannya tidak menentu," demikian pengakuannya.

Findo masih akan terus mengembangkan usahanya dengan melakukan ekspansi hingga ke empat wilayah potensial, yakni Depok, Bekasi, Tangerang  dan Bandung.

Dia mengatakan, seni menjalankan usaha sampingan sebenarnya susah-susah gampang. Kiatnya, harus pandai mengatur waktu.

"Jangan jam kerja malah dijadikan kesempatan ngerjain usaha sampingan. Itu namanya zalim sama perusahaan. Nanti kalau dizalimi gantian gimana?" tutupnya.

(rzy)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini