JAKARTA - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) berencana membangun dan mengoperasikan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) atau reaktor daya nonkomersial (RDNK) di Serpong, Tangerang Selatan, yang dapat dioperasikan pada daya maksimal mencapai 30 Megawatt (MW).
Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, yang menjadi kesulitan adalah selama ini masyarakat belum memahim sepenuhnya soal PLTN. “Karenanya kita menginisiasi membangun RDE, harapannya bisa mendemonstrasikan apa saja yang dapat dihasilkan dari reaktor ini pada masyarakat," kata Djarot Sulistio Wisnubroto usai di Jakarta, seperti dikutip Antara, Jumat (22/8/2014).
Untuk membangun RDE, ia mengatakan dibutuhkan dana sebesar Rp1,6 triliun. Pemerintah telah menyetujui pembangunan ini berasal dari APBN murni 2015. "Harapan kita pemerintahan baru nanti tetap memberikan dukungannya," ujar dia.
Ia juga mengatakan telah melakukan tahapan praproyek meliputi analisis dan manfaat, persiapan implementasi proyek berupa penyusunan dokumen seperti dokumen pemilihan teknologi, kelayakan dan manfaatnya, serta dokumen infrastruktur lain yang diperlukan termasuk dokumen laporan evaluasi tapak dan aspek manajemen.
Batan, kata Djarot, telah berkoordinasi dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan rencana pembangunan reaktor daya eksperimental dengan menggunakan reaktor nuklir generasi keempat ini akan didukung penuh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
"Dalam dua hari ini kita lakukan pertemuan konsultasi dengan IAEA, di sini baru akan diketahui kirai-kira IAEA bisa membantu apa," ujarnya.
Deputi Direktur Jendral Energi Nuklir Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Alexander Bychkov menambahkan bahwa IAEA akan mendukung sepenuhnya rencana pembangunan RDE tersebut.
"Kami akan bahas kemungkinan-kemungkinan dukungan apa yang bisa diberikan untuk pembangunan RDE ini. Dalam dua hari, baru akan di daftar apa saja yang akan diberikan IAEA," ujar Alexander Bychkov.
IAEA, menurutnya, akan menekankan penggunaan reaktor nuklir paling maju. Dukungan asistensi akan dilakukan dari berbagai aspek, tidak hanya aspek teknikal tetapi juga hingga aspek ekonomi dan sosial.
"Kami bisa membantu memberikan bimbingan dengan mendatangkan ahli nuklir dari berbagai negara. IAEA tetap akan berada 'didekat' Batan jika dibutuhkan," ujar Bychkov.
Saat ini pun, IAEA sedang mempunyai 15 misi berbeda di antaranya membantu Uni Emirat Arab, Thailand, Belarusia, Yordania, Vietnam, hingga Indonesia menyiapkan strategi jangka panjang terkait pembangunan dan penggunaan reaktor nuklir.
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION,
daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya