INDRAMAYU - Kecewa, itulah yang dirasakan para pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) berjenis premium bersubsidi. Alih-alih mendapatkan BBM bersubsidi, namun penggunanya justru kesulitan mendapatkannya.
Kesulitan itu terjadi sejak adanya kebijakan pembatasan BBM bersubsidi. Kondisi ini berdampak pula pada SPBU yang tidak bisa melayani pembeli lantaran tidak memiliki stok. Seperti yang terjadi di SPBU Bangkaloa Ilir, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Sabtu (23/8/2014).
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Sulit sekali. Tadi sudah keliling hampir semua SPBU kosong. Kalau pun ada juga harus antre berjam-jam," keluh Fadhilah, salah seorang warga yang telah mengantre lebih dari satu jam di SPBU 34.452.33 itu.
Antrean panjang di SPBU yang baru saja menerima pengiriman BBM pun mengular lebih dari satu kilometer. Dalam kondisi ini, pengelola SPBU pun memberikan pembatasan pembelian. Untuk sepeda motor, hanya diperkenankan melakukan pembelian premiun maksimal Rp25 ribu. Sedangkan untuk kendaraan roda empat, maksimal Rp200 ribu.
Pengelola SPBU pun mengaku pasrah dan tidak dapat berbuat banyak. Seperti diungkapkan Sarpin, salah seorang pengelola. Ia mengatakan SPBU pun terus merugi dan berencana memberhentikan sejumlah karyawannya lantaran penjualan BBM tersendat.
"SPBU juga tidak bisa meminta alokasi karena memang sudah ada pembatasan. Sekarang karyawan pun banyak yang tidak bekerja," ucapnya saat ditemui okezone.
Ditambahkannya, SPBU yang biasanya menerima pengiriman hingga 15 kiloliter, kini hanya mendapat jatah 8 kiloliter per harinya. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Desember mendatang.
(wdi)