JAKARTA - Sikap Koalisi Merah Putih yang menegaskan bakal menjadi opisisi terhadap pemerintah dinilai bakal menjadi lembaran baru demokrasi di Indonesia. Oposisi yang digalang Prabowo Subianto itu juga dinilai berbeda dengan gaya oposisi PDIP selama ini.
"Prabowo menjadi perintis oposisi yang sebenarnya dalam tradisi parlemen kita. Sistem check and balance akan lebih hidup," kata pengamat komunikasi politik dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Iswandi Syahputra ketika dihubungi di Jakarta, Jumat 22 Agustus 2014 malam.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Oposisi Koalisi Merah Putih juga diprediksi tidak sekadar menolak apapun kebijakan pemerintah. Penyikapan-penyikapan kritis di parlemen nantinya, lebih berorientasi pada kepentingan rakyat dan menjaga kedaulatan nasional.
"Oposisinya Prabowo dan partai-partai koalisi, menurut saya berbeda dengan PDIP selama 10 tahun ini. Oposisi PDIP lebih berbasis popularitas dan balas dendam terhadap SBY. Prabowo bakal mengenalkan oposisi yang pro-rakyat sesuai visi misi selama kampanye," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengingatkan agar kubu Prabowo mewaspadai upaya penggembosan dari kubu Jokowi-JK.
"Mereka pasti memperhitungkan komposisi anggota DPR Koalisi Merah Putih. Jangan kaget jika nanti ada tawaran kursi menteri kepada elite-elite koalisi Merah Putih karena itu untuk melemahkan kekuatan oposisi," ujarnya.
Sebelumnya, kubu Koalisi Merah Putih telah menegaskan akan tetap berada di luar pemerintahan. “Koalisi kami tetap solid. Kami akan jadi oposisi yang baik," tegasnya.
(hol)
