Share

Saham, Pilihan Investasi Jangka Panjang

Senin 25 Agustus 2014 09:16 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 25 226 1029279 syC86TJ6aq.jpg Ilustrasi IHSG. (Foto: Okezone)
A A A

Apa keuntungan investasi di pasar saham? Pertanyaan ini kerap muncul ketika seseorang mendengar kata saham. Pertanyaan lain adalah kekhawatiran risiko investasi saham.  Berinvestasi saham berarti seseorang memiliki perusahaan tertentu. Pemegang saham perusahaan memiliki hak atas keuntungan perusahaan, dan harus siap menanggung kerugian perusahaan.

Makanya, ketika memilih saham, investor harus tahu karakteristik perusahaan yang sahamnya hendak dibeli. Bagaimana kinerja perusahaannya, bagaimana industrinya, dan bagaimana pengaruh kondisi makroekonomi terhadap industri dan perusahaan. Dengan memahami hal-hal tadi, perusahaan tahu risiko rugi yang ada dan potensi keuntungannya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Kalau perusahaan untung, maka investor memiliki peluang mendapatkan dividen atau bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan dari laba bersih tahunan. Besarnya dividen tergantung kesepakatan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS).

Namun, apabila saham tersebut dicatat di Bursa Efek, maka potensi keuntungan tidak hanya berasal dari dividen saja, melainkan juga ada dari capital gain. Begitu pun risiko kerugian, tidak hanya berasal dari penurunan kinerja perusahaan, juga dari turunnya harga saham (capital loss).

Cuma wajarnya, perkembangan kinerja perusahaan akan terefleksi dari harga saham. Jika kinerja keuangan perusahaan yang tercatat di bursa (disebut emiten) bagus, otomatis akan mendongkrak harga saham, begitupun sebaliknya.

Capital gain adalah keuntungan dari selisih harga beli saham dan harga jual saham. Jika investor A misalnya membeli saham emiten XY seharga Rp500, dan pada tahun berikutnya menjual saham XY dengan harga Rp700, berarti capital gain yang diperoleh Rp200 per lembar saham. Sebaliknya, capital loss adalah apabila harga jual saham lebih rendah dibanding harga beli saham.

Banyak faktor yang menyebabkan naik dan turunnya harga saham, selain kinerja ada faktor sentimen pasar. Jika ada isu yang kurang baik, misalnya ketidakpastian pemimpin baru di suatu negara, investor umumnya akan menjual saham, sehingga harga saham akan turun karena prinsip  supply dan demand.

Sebaliknya, jika ada optimisme atas kebijakan baru contohnya, investor akan membeli saham karena meyakini ke depan kinerja perusahaan akan membaik, yang membuat harga saham akan naik.

Pasar modal selalu mengalami siklus naik dan turun, sesuai siklus ekonomi. Artinya, ada periode pasar saham mengalami sentimen positif ditopang membaiknya kinerja emiten yang terlihat dari peningkatan indeks harga saham gabungan. Di rentang waktu lainnya pasar modal mengalami sentimen negatif yang berdampak pada turunnya harga-harga saham dan terkoreksinya indeks harga saham gabungan (IHSG).

Namun, secara historis, dalam jangka panjang, investasi saham memberi keuntungan yang tinggi melebihi instrumen investasi lainnya. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, selama periode 2006-2013 rata-rata keuntungan investasi saham mencatat angka 25,6 persen.

Kenaikan IHSG tertinggi tercatat pada 2009 sebesar 86,98 persen. Namun ada tahun yang justru terjadi penurunan harga-harga saham sebesar minus 50,64 persen pada tahun 2008.

Tahun lainnya, 2013 misalnya juga mengalami penurunan sebesar minus 0,98 persen. Pada 2011 hanya mencatat kenaikan 3,2 persen, sementara pada 2006, 2007 dan 2010 masing-masing mencatat kenaikan relatif tinggi yaitu 55,3 persen, 52,8 persen dan 46,13 persen.

Apa artinya? Tidak ada seorangpun pakar, investor maupun analis, yang mampu secara tepat memperkirakan kenaikan saham atau penurunan saham setiap tahun. Untuk mengurangi risiko, berinvestasilah dalam jangka panjang, sehingga investor melewati siklus kenaikan dan penurunan harga saham. Jangka panjang berkisar antara 5-10 tahun dan lebih panjang lagi.

(mrt)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini