Share

Disebut Jadi Menristek, Mantan Warektor IPB Tersanjung

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Rabu 27 Agustus 2014 15:05 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 27 373 1030480 N2sgwPirsb.jpg Disebut Jadi Menristek, Mantan Warektor IPB Tersanjung (Foto: dok. Ristek)
A A A

JAKARTA - Siapa yang tidak tersanjung jika seseorang diberikan kepercayaan untuk bertanggung jawab dalam melakukan perubahan yang baik untuk masa depan bangsa Indonesia.

Hal tersebut dirasakan oleh mantan wakil rektor (Warek) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Asep Saefuddin ketika diusulkan sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) oleh Rektor Surya University Prof. Yohanes Surya.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dikatakan Prof. Yohanes, Prof. Asep lah yang sebenarnya layak mendapatkan kepercayaan suatu kementerian yang terkait dengan pendidikan dan ristek ini. Namun Prof. Asep membantah hal ini.

“Yohanes Surya merupakan saintis yang penuh dedikasi untuk kemajuan sains dan teknologi. Sebenarnya Beliau yang layak,” ujar Prof. Asep, seperti keterangan tertulis yang diterima Okezone, Rabu (27/8/2014).

Ditanya mengenai apa dan bagaimana hubungannya dengan Prof. Yohanes dalam bidang saintek ini. Peraih gelar doktor dari University of Guelph, Kanada itu mengkisahkan jauh sebelum mereka sama-sama menjadi seorang Rektor.

Kedua cendikiawan itu sebelumnya telah berkomunikasi sejak 1993 ketika mereka kuliah di luar negeri. Waktu itu Prof. Yohanes di Amerika Serikat (AS), sedangkan Prof. Asep di Kanada.

“Kami berkomunikasi melalui e-mail yang waktu itu belum bisa mengirim foto, apalagi video. Jadi, saya saat itu tidak tahu muka Pak Yohanes. Begitu juga Beliau tidak tahu wajah saya. Kami sering bertukar pikiran mengenai sains dan teknologi, sosial, budaya, serta berbagai topik pendidikan sejak 1993. Kebiasaan itu kami teruskan sampai saat ini,” kisahnya. (fsl)

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini