PERLEMAKAN hati atau fatty liver merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit kanker hati. Sayangnya, hampir semua orang di Indonesia saat ini mengalami perlemakan hati.
Hal inipun seperti dikatakan oleh Spesialis Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Prof. DR. Dr. L. A. Lesmana, SpPD, KGEH. Menurutnya, rata-rata pasien yang di USG saat ini, hasilnya hampir semua mengalami fatty liver.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Pada tahun 1970an itu, pasien yang melakukan USG hampir semua hasilnya normal. Kalau sekarang itu, ketika orang-orang di USG hasilnya tidak ada yang normal, semuanya pasti fatty liver,” ungkapnya di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 26 Agustus 2014.
“Artinya tidak pada kalangan tertentu saja, coba perhatikan baik satpam atau polisi sekalipun semuanya gemuk-gemuk, itu buat kita sebagai bahaya atau warning,” tambahnya. (Baca: Sakit di Lambung Belum Tentu Maag)
Seperti kita ketahui, perlemakan hati terjadi karena lemak yang berlebihan menumpuk di dalam sel liver. Meski hati normalnya mengandung lemak, namun jumlah tersebut tidak boleh melebihi 10 persen dari berat badan. Sebab, ketika jumlah lemak di dalam sel liver sudah berlebihan, maka bisa menjadi perlemakan hati dan berakhir ke penyakit kanker hati.
Lalu, pada usia berapa kanker hati biasanya ditemukan?
Dr.dr. Rino A. Gani, SpPD, KGEH selaku spesialis penyakit dalam FKUI-RSCM, mengatakan bahwa berdasarkan data yang dimiliki Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), kanker hati pada umumnya ditemukan pada usia 48 tahun. Menurutnya, hal tersebut dimungkinkan karena terkait dengan hepatitis B.
“Kalau data kita kanker hati umumnya didapatkan pada usia 48 tahun sampai 50 tahun karena banyak berhubungan dengan hepatitis B,” tutupnya.
(fik)