Share

Koalisi Tanpa Syarat Jokowi hanya Isapan Jempol Belaka

Achmad Fardiansyah , Okezone · Rabu 27 Agustus 2014 05:58 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 27 568 1030319 0ksalR2bQU.jpg Koalisi tanpa syarat Jokowi hanya isapan jempol belaka (Foto: Dok. Okezone)
A A A

JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI), Agung Suprio menilai koalisi tanpa syarat ala Joko Widodo (Jokowi) hanya isapan jempol saja.  

 

Pasalnya, kata Agung, Jokowi sangat membutuhkan partai politik untuk mendukungnya dalam menjalankan roda pemerintahan kedepan.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

"Sangat sulit buat Jokowi untuk menciptakan koalisi tanpa syarat, dia butuh dukungan partai politik di parlemen," katanya kepada Okezone, Selasa (26/8/2014).

 

Meski para partai koalisi memilih jalan tengah dengan cara menyodorkan kadernya yang berkompeten dan profesional sulit terealisasi. Sebab hingga saat ini para elite partai masih mengincar bangku menteri.

 

"Memang ada jalan tengah, yaitu, partai memberikan kadernya yang profesional sebagai menteri tanpa melepaskan jabatan di partainya. Sayangnya elit partai yaitu ketua umum atau pejabat teras partai tampaknya juga mengincar kursi menteri. Ambisi elit partai untuk rangkap jabatan sangat besar karena mereka dapat melakukan konsolidasi material sekaligus politik," bebernya.

 

Agung menjelaskan, banyaknya perebutan kursi menteri tersebut lantaran tidak ada jaminanan posisi mereka diganti dikemudian hari.

 

"Selain itu, elit partai tidak mau melepaskan jabatan di partai ketika jadi menteri karena tidak ada jaminan bahwa mereka tidak di reshuffle di masa depan," ucapnya.

 

Kondisi inilah kata dia, yang membuat Jokowi kelimpungan. Akhirnya, Jokowi akan melupakan mimpinya, yakni larangan posisi rangkap jabatan tersebut akan sirna dengan sendirinya.

 

"Realitas ini tentunya membuat pusing Jokowi. Pada akhirnya, Jokowi akan mengakomodasi kepentingan elit partai, kepentingan kelompok idealis yang berusaha memasukkan orang-orang profesional independen, serta kepentingan orang-orang profesional yang pro-JK dalam kabinet. Maka kabinetnya nanti adalah kabinet gemuk," tutupnya.

(hol)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini