Share

SBY Tak Punya Ruang Sandera Jokowi

Arief Setyadi , Okezone · Kamis 28 Agustus 2014 07:01 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 28 339 1030824 eOXjVFNNIt.jpg SBY dan Jokowi di Bali (Foto: Antara)
A A A

JAKARTA- Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) di Bali semalam merupakan kali pertama di Indonesia, terutama terkait dengan proses transisi pemerintahan. Namun, pertemuan itu ditenggarai upaya SBY menyandera Jokowi yang saat ini tengah sibuk merancang kabinetnya.

 

Pengamat politik Ahmad Bakir Ihsan mengatakan, kendati SBY menggelar pertemuan dengan Jokowi, presiden dua periode itu tidak memiliki hak sedikitpun untuk mengintervensi hak prerogatif Jokowi sebagai presiden terpilih untuk merancang kabinetnya.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

"Dan pertemuan dengan SBY karena adanya kepentingan bersama. Jokowi bisa memulai pemerintahan tanpa pertemuan dengan SBY, sebagaimana SBY tak bisa ketemu Megawati saat 2004," katanya kepada Okezone, Kamis (28/8/2014).

 

Namun, saat ini Jokowi memang memiliki kepentingan untuk mendapatkan gambaran umum terkait pemerintahan yang akan dijalankannya, khususnya menyangkut politik anggaran. Begitu juga dengan SBY juga punya kepentingan agar program-program yang sudah dijalankan bisa dilanjutkan.

 

"Pertemuan ini bisa berkali-kali. Dan ini tradisi yang sangat bagus, paling tidak menjadi tradisi baru berkesinambungan pemerintahan setelah sebelumnya cenderung terputus," ujar pengamat asal Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini.

 

Bakir menambahkan, kekuasaan SBY juga akan berakhir pada 20 Oktober, dan setelah itu Jokowi sepenuhnya mengatur pemerintahan. Anggaran yang disusun SBY berlaku bila telah disetujui oleh DPR, itupun hanya untuk RAPBN 2015 namun selanjutnya hak pemerintahan Jokowi.

 

"Artinya, Jokowi bisa terus berjalan, tanpa harus membahasnya bersama SBY. Karena itu, tidak ada ruang penyanderaan itu. Saya melihat pertemuan SBY dan Jokowi ini lebih sebagai momentum kesinambungan kepemimpinan," ujarnya.

 

"Bahkan pergantian kepemimpinan bukan negasi atas kepemimpinan sebelumnya.Ini belum pernah terjadi. Dari soekarno ke soeharto, dari soeharto ke habibie, dari Gus Dur ke Mega, dan Mega ke SBY semua bersifat negasi," imbuhnya.

 

Diketahui, semalam SBY dan Jokowi menggelar pertemuan di Nusa Dua, Bali. Pada pertemuan tersebut SBY mendengarkan visi dan misi serta program Jokowi ketika memimpin menggantikan SBY sebagai presiden. Sementara SBY menyampaikan berbagai hal terkait dengan RAPBN 2015 dan RAPBN-P 2014.Dimana, persoalan yang disorot mengenai subsidi BBM.

(ful)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini