JAKARTA - Survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat, sebagian besar masyarakat tidak yakin dengan kabinet kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Masyarakat menilai, pasangan tersebut terlalu banyak berkompromi politik hingga menyampingkan kualitas dan kapabilitas pengisi kursi pemerintahan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Publik merasa tidak yakin dengan kabinet Jokowi-JK yang kini masih dalam penyusunan. Ini karena terlalu banyak kompromi," ujar peneliti LSI, Rully Akbar di Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Partai pengusung Jokowi-JK kata Rully, tentu berharap ada kadernya yang duduk di pemerintahan. Belum lagi kemungkinan ada partai yang bergabung dengan konsesi kursi menteri.
"Kabinet pada akhirnya akan mencoba melakukan kompromi dan kabinet yang terbentuk hasilnya tidak akan maksimal dari ukuran kompetensinya," sambungnya.
Padahal, kata Rully, publik berharap pengisi kursi kabinet berasal dari kalangan profesional yang sesuai dengan bidang dan kemampuannya.
Hasil survei LSI pada periode 24-26 Agustus 2014 yang menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,9 persen, menunjukan sebesar 61,42 persen publik berharap kabinet berasal dari kalangan profesional bukan dari kalangan partai.
"Sebanyak 25,89 persen menyatakan tidak ada bedanya menteri dari profesional atau partai dan 7,61 persen menginginkan menteri yang berasal dari orang partai. Sisanya 5,08 persen menjawab tidak tahu," paparnya.
(put)