JAKARTA - Biaya pembangunan saat ini dirasakan semakin tinggi bagi kalangan pengembang. Menanggapi persoalan ini, asosiasi pengembang yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) mengadakan diskusi tentang persoalan-persoalan yang dihadapi pengembang saat ini.
Menurut Ketua DPP REI, Eddy Hussy, diskusi tersebut mengambil tema "Menghapus Ekonomi Biaya Tinggi dan Menjamin Kepastian Hukum". Sedangkan pembahasannya lebih memfokuskan kepada ekonomi biaya tinggi dan terkaitnya dengan properti dan pembangunan infrastruktur.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Pemilihan tema ini didorong oleh peran REI yang mencari solusi dari ekonomi biaya tinggi untuk meringankan beban rakyat," ucap dia pada media dalam acara Musyawarah Daerah REI, Diskusi "Menghapus Ekonomi Biaya Tinggi dan Menjamin Kepastian Hukum di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Eddy menyebut, ada empat permasalahan yang menjadi faktor utama penyebab tingginya biaya pembangunan saat ini. Pertama adalah proses perizinan panjang yng waktunya tidak pernah jelas, lalu infrastruktur yang kurang memadai antar daerah.
Selain itu, lanjut Eddy,faktor lainnya adalah akibat tidak adanya kepastian hukum atau hak tanah yang dimiliki bertahun-tahun bisa digugat suatu oknum atau mafia tanah, dan pentingnya kepastian hukum atas perizinan.
Ia juga menyadari bahwa memang dalam pembangunan suatu proyek harus adanya perizinan, mengingat hal tersebut memang penting.
"Kami sangat menyadari pentingnya perizinan terhadap pembangunan," ucapnya.
Selain itu, Eddy juga menyampaikan dukungannya terhadap program Joko Widodo-Jusuf Kalla terkait pembangunan infrastruktur yang kurang memadai.
"REI tetap siap membantu pemerintah untuk menyediakan rumah yang layak dan terjangkau, khususnya rusunawa dan rusunami," tutupnya. (mut)
(wdi)