RADITERAPI memiliki peran penting dalam penatalaksanaan 60 sampai 70 persen pasien dengan kanker. Lalu, apakah dengan radioterapi bisa menyembuhkan kanker?
Kepala Departemen Onkologi Radiasi, Soehartati Gondhowiardjo, MD, PhD, mengatakan bahwa dalam pengobatan kanker jangan berbicara kesembuhan, tetapi bagaimana melakukan kontrol. Menurutnya, hal tersebut sama seperti dalam penanganan penyakit diabetes dan hipertensi, yakni agar tidak membahayakan kehidupan pasien.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Jangan berbicara sembuh, tetapi bagaimana melakukan kontrol, seperti pada pasien gula dan hipertensi, yaitu bagaimana kita mengontrol agar tidak membahayakan kehidupannya, demikian juga pada pasien kanker. Kecuali, ada beberapa jenis kanker yang bisa dikatakan sembuh, biasanya mengarah ke penyakit kanker darah," ujarnya di RSCM, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2014).
Lebih lanjut, Soehartati mengutarakan bahwa untuk bisa mengontrol pasien kanker, maka pesan yang harus diterima adalah pengobatan tidak selesai dengan sekali treatment, tetapi tetap harus kontrol terus-menerus. Hal ini karena ada kemungkinan suatu saat sel kanker kembali muncul.
"Sehingga kontrol pasien kanker itu minimal 5 tahun. Setelah 5 tahun pun tetap 1 tahun sekali kontrol, karena tidak ada sel kanker yang bisa terlihat dengan mata, sehingga pasien kanker harus kontrol," jelasnya.
Selain itu, menurut Soehartati pada pengobatan kanker pun tidak pernah hanya dengan satu modalitas. Soehartati mengatakan bahwa dalam pengobatan kanker lebih kepada pendekatan kombinasi, yakni dengan sinar radiasi, bedah dan kemoterapi. (Baca: Layanan Radioterapi di Indonesia Sangat Minim)
"Pengobatannya hampir tidak pernah satu modalitas, jadi tidak pernah sinar radiasi saja untuk menyembuhkan atau mengontrol kanker, atau bedah dan kemoterapi saja, melainkan dikombinasi. Jadi, ada tiga, yaitu ada yang bedah dulu, atau diawali kemoterapi, atau radiasi terlebih dulu, tetapi paling banyak adalah kombinasi modalitas semua pengobatan," tutupnya.
(fik)