Share

Jokowi Diminta Fokus Benahi Daerah Tertinggal

Dede Suryana , Okezone · Jum'at 29 Agustus 2014 18:44 WIB
https: img.okezone.com content 2014 08 29 337 1031739 92hkQns7Cp.jpg Presiden terpilih Joko Widodo (Foto: Dok Okezone)
A A A

JAKARTA - Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi), diminta fokus membenahi daerah tertinggal. Hal ini dilakukan agar pembangunan tidak hanya terkonstrasi di Jakarta dan kota-kota besar di Pulau Jawa.

 

Berdasarkan data Kementerian Daerah Tertinggal (PDT), masih ada 183 kabupaten yang termasuk daerah tertinggal, dari target rancangan pembangunan jangka menengah nasional 2009-2014, sebanyak 50 kabupaten.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

Menurut aktivis ketenagakerjaan, Mohammad Jumhur Hidayat, kondisi ini diperparah dengan kebiasaaan pendekatan proyek yang hanya menguntungkan segelintir elite. “Tetap saja tidak meningkat kesejahteraan masyarakat. Maka dibutuhkan konsep ekonomi berbasis kultur dan berorientasi kerja atau culture and employment based economy,” kata dia di Jakarta, Jumat (29/8/2014).

 

Dengan konsep itu, kata dia, pembangunan tidak hanya fokus pada pendekatan infrastruktur, melainkan sumber daya manusia yang terserap. Termasuk upah yang diterima para pekerja. “Dampak positifnya adalah bisa mendongkrak daya beli masyarakat daerah,” tegasnya.

 

Jumhur mengkritik, saat ini pemerintah kerap mengabaikan kondisi nyata masyarakat di daerah dan selalu memukul rata kebijakan meski bertolak belakang dengan kondisi masyarakat setempat. Dia mencontohkan masyarakat Indonesia Timur yang sudah terbiasa dengan sagu sebagai makanan pokok, namun pemerintah menyamaratkannya dengan kewajiban mengonsumsi nasi.

 

“Dampak negatif dipukul ratanya kebijakan pangan dengan beras mengakibatkan krisis beras nasional. Seharusnya masyarakat Papua tetap dengan Papeda, ” tandasnya.

 

Dia meminta pemerintah belajar dari Jepang dan Tiongkok. Dimana mereka mampu menyinergikan modernitas yang begitu kuat dengan jati diri bangsa dan identitas lokal. “Modernisasi adalah keunggulan yang bisa serasi dan selaras dengan kearifan lokal masyarakat yang bernilai ekonomi, ” terang mantan Kepala BNP2TKI itu.

(ded)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini