SALAH satu masalah bidang kesehatan di Indonesia adalah pendistribusian tenaga kesehatan yang belum merata. Kebanyakan dari mereka, kesehatan lebih memilih berada di kota-kota besar dibandingkan daerah terpencil terkait jumlah penghasilan yang diperoleh. Lalu, bagaimana solusinya?
Namun, menurut Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, PhD sebenarnya masalah pendistribusian tenaga kesehatan tidak hanya soal gaji, melainkan keluarga dan karir mereka. Oleh karena itu, Ali Ghufron mengatakan bahwa dalam mengatasi persoalan ini harus dipikirkan secara komprehensif dengan berbagai terobosan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Sebetulnya masalahnya tidak hanya soal gaji. Apalagi kalau mereka kalau sudah berkeluarga pasti juga memikirkan anaknya, lalu karir setelah itu dan lain sebagainya. Jadi, kita harus memikirkan secara komprehensif dan memiliki terobosan-terobosan yang jitu,” ujarnya di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2014).
Meskipun belum menjadi sebuah kebijakan, Ali Ghufron sudah memiliki beberapa terobosan untuk mengatasi permasalahan bidang kesehatan, terutama perihal tenaga kesehatan. Menurutnya, hal pertama yang harus dilakukan adalah menaikkan anggaran kesehatan dalam Anggaran Pengeluaran Belanja Negara (APBN).
“Menurut saya, pertama, anggaran kesehatan ini harus dinaikkan terlebih dahulu, karena bagaimanapun kalau uangnya kurang susah. Idealnya itu 5 persen dari APBN. Kemudian, tentang tenaga kesehatan, tentu kita kalau bisa sudah tidak bicara kuantitas, tetapi kualitas dan tanggungjawab serta kinerja,” tuturnya. (Baca: Wamenkes: ''Tidak Semua Pemda Prioritaskan Bidang Kesehatan'')
“Lalu, tentang distribusi tenaga kesehatan terutama di daerah-daerah, itu diutamakan orang-orang dari daerah setempat. Jadi, bagaiamana kita menghasilkan tenaga kesehatan dari daerah tersebut, sehingga dia tidak perlu ditempatkan di daerah lain,” tutupnya.
(fik)