Share

Dapat Beasiswa Pemerintah, Nakes Harus Kembali ke Daerah

Helmi Ade Saputra, Jurnalis · Jum'at 29 Agustus 2014 17:38 WIB
$detail['images_title']
Prof dr Ali Ghufron Mukti (Foto: Helmi/Okezone)

SALAH satu solusi masalah disribusi tenaga kesehatan yang kurang merata adalah bisa menghasilkan sendiri. Hal inilah yang diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, PhD di Gedung Kementerian Kesehatan, Jumat (29/8/2014).

"Soal distribusi ini, terutama di daerah-daerah itu diutamakan orang-orang dari daerah setempat. Jadi bagaiamana kita menghasilkan tenaga kesehatan dari situ sehingga dia tidak perlu ditempatkan," ujarnya.  

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dengan demikian, apakah fakultas-fakultas kedokteran, kebidanan dan perawat di daerah harus diperbanyak? Menjawab pertanyaan tersebut, Ali Ghufron berpendapat bahwa sebetulnya jumlah fakultas-fakultas kedokteran, kebidanan dan perawat sudah cukup banyak.

 

"Tetapi, masalahnya begini, orangnya kadang-kadang tidak mau kembali, itu menjadi masalah lagi," tambahnya.

 

Namun, bila dokter, bidan atau perawat daerah yang memperoleh beasiswa dari pemerintah untuk sekolah, seharusnya kembali ke wilayah asalnya. Ali Ghufron mengatakan bahwa bila beasiswa sudah ada kontraknya yang menyebutkan mereka harus kembali ke daerah asalnya.

 

"Kalau dia beasiswa itu ada kontrak, harus kembali ke daerah asalnya, terutama itu Tugas Belajar (Tubel). Jadi, dia dikasih uang nanti sekolahnya beasiswa dari Kementerian Kesehatan, itu dia harus kembali atau ditempatkan di daerah," tutupnya.(Baca: Wamenkes: ''Tidak Semua Pemda Prioritaskan Bidang Kesehatan'')

(fik)