JAKARTA - Peran sekolah dalam mencetak generasi unggulan sangat penting. Hal tersebut akan tercapai maksimal jika institusi pendidikan menerapkan sistem sekolah ramah anak (SRA).
Dalam seminar nasional "Menyiapkan Pendidik yang Melek Hukum terhadap Perlindungan Anak" di auditorium kampus Universitas Muria Kudus (UMK), belum lama ini, guru berprestasi tingkat nasional 2013, Subagyo, S.Pd., menjelaskan, istilah 'ramah anak' mulai marak dipakai sejak diakuinya hak anak oleh PBB, yang kemudian disepakati hampir seluruh negara-negara anggota PBB pada 1989.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"SRA adalah sekolah yang melibatkan anak dan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak. Model ini sangat penting dalam upaya membentuk generasi berkualitas, cerdas dan berkarakter," ujar Subagyo, seperti dikutip dari keterangan tertulis UMK kepada Okezone, Jumat (29/8/2014).
Guru SD Pekunden Semarang tersebut menjabarkan, untuk mewujudkan SRA, sekolah membutuhkan dukungan keluarga dan masyarakat. Semua pihak juga perlu menciptakan suasana yang kondusif.
Sementara itu, Rektor UMK Dr. Suparnyo SH. MS., mengimbuhkan, payung hukum perlindungan terhadap anak adalah UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
"Undang-undang ini menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan," tuturnya.
(rfa)
