JAKARTA – Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) saat ini tengah sibuk mempersiapkan formasi kabinet beserta orang yang akan menduduki jabatan yang berlangsung di Rumah Transisi. Namun, tidak tampak partai pengusung ikut andil dalam pembentukan kabinet oleh Gubernur DKI Jakarta itu.
Pengamat politik, Arya Fernandez, menilai tawar menawar yang dilakukan oleh partai pengusung sudah dilakukan sebelum proses Pemilihan Presiden (Pilpres), sehingga saat ini partai pengusung terkesan ‘adem ayem’ mengikuti segala keputusan yang diambil Jokowi.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Bargainingnya sudah dilakukan sebelum Pilpres, makanya sekarang tidak terlihat adanya aktivitas bersama dari partai koalisi terhadap pembentukan kabinet,” kata Arya saat berbincang dengan Okezone, Jumat (29/8/2014) malam.
Menurutnya, yang menjadi masalah adalah ketika kekuatan di DPR itu tidak mewakili posisi menteri yang akan dijabat oleh seorang kader partai politik. “Misalnya kursi nasdem dapat 30 kursi, PKB dapat 20 kursi, tapi PKB dapat poosisi menteri lebih banyak,” terangnya.
Dia pun memprediksi, kabinet yang akan dibentuk oleh Jokowi-JK akan diisi oleh empat puluh persen kader partai politik. “Saya prediksi, 40 persen akan diisi oleh orang Parpol. Kalau dilihat dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, 40 persen masih akan diisi dari Parpol,” tukasnya.
(teb)