Share

Perawat Indonesia Diminati Jepang

Helmi Ade Saputra, Jurnalis · Sabtu 30 Agustus 2014 12:17 WIB
$detail['images_title']
Perawat Indonesia Diminati Jepang (Foto: Dok Okezone)

PEMERINTAH membuat kebijakan mengirimkan tenaga perawat ke Jepang dengan mekanisme G to G yang tertuang dalam Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Tujuannya tentu agar bisa mengangkat nama bangsa di dunia internasional.  

Hal tersebut seperti disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, PhD. Menurutnya, daripada Indonesia mengirimkan Tenaga Kerja Wanita (TKW), lebih baik tenaga-tenaga yang terlatih, terdidik dan profesional.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Itu gajinya kan cukup besar daripada kita kirim TKW, lebih baik Indonesia itu mengirim tenaga-tenaga yang terlatih, terdidik dan profesional," ujarnya di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 29 Agustus 2014.

 

Sementara itu, Ali Ghufron mengatakan bahwa tenaga perawat yang diminta oleh Jepang adalah 1.000. Namun sayangnya, Indonesia masih belum bisa memenuhi permintaan tersebut. Hingga saat ini, Indonesia sendiri baru mengirimkan sekira 300 tenaga perawat ke Jepang.

 

"Jadi kita dibutuhkan paling tidak 1.000, tetapi kita masih belum bisa memenuhi. Saat ini kita baru memenuhi sekitar 300, jadi masih ada 700," jelasnya.

 

Meski demikian, Ali Ghufron mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada masalah-masalah seperti yang terjadi pada TKW. Menurutnya, permasalahan pada program pengiriman tenaga perawat ke luar negeri hanya terkait dengan bahasa.

 

"Tidak ada masalah-masalah yang seperti terjadi pada TKW, Jadi masalahnya hanya soal bahasa," tutupnya.

(fik)